pendidikanTechnology

Pelatihan Desain Chip: Langkah Strategis Kolaborasi Pemerintah dan Industri

×

Pelatihan Desain Chip: Langkah Strategis Kolaborasi Pemerintah dan Industri

Sebarkan artikel ini
Pelatihan Desain Chip: Langkah Strategis Kolaborasi Pemerintah dan Industri
Kunjungi Sosial Media Kami

Jawa Tengah, Jurnalekbis.com  – Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi indonesia/">di Indonesia telah menyelesaikan pelatihan desain chip selama 14 pekan di PT Hartono Istana Teknologi (Polytron). Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta, dengan dukungan internasional dari Taiwan dan Belgia. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem semikonduktor Indonesia sekaligus mencetak talenta baru di bidang desain chip.

Program pelatihan ini adalah hasil kerja sama antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Polytron, dan Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDeC).

Menurut Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendikti Saintek, Dr. Fauzan Adziman, kolaborasi ini menunjukkan pengakuan internasional terhadap potensi Indonesia di industri semikonduktor. “Kami tidak hanya menyelenggarakan pelatihan dalam negeri, tetapi juga mengintegrasikan program magang ke luar negeri, seperti Belgia, melalui beasiswa LPDP,” ungkapnya.

Baca Juga :  Desainer Bersertifikat Kompetensi NTB bertambah 12 orang

Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk mengatasi kekurangan tenaga ahli di sektor semikonduktor dan mengubah Indonesia dari konsumen menjadi produsen teknologi chip.

General Manager Business Development Specialist Polytron, Joegianto, menegaskan pentingnya pengembangan keahlian desain chip sebagai investasi strategis. “Chip adalah ibu dari segala teknologi. Dengan jumlah talenta yang cukup, Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri semikonduktor,” ujarnya.

Joegianto optimistis bahwa dengan melibatkan hanya satu persen populasi Indonesia di bidang desain chip, negara ini mampu bersaing dengan Taiwan, yang saat ini menjadi salah satu pemimpin global di industri semikonduktor.

“Kami berharap lebih banyak perusahaan bergabung untuk melatih generasi muda Indonesia. Ini bukan hanya tentang Polytron, tetapi tentang membangun ekosistem yang solid untuk industri chip di Indonesia,” tambahnya.

Baca Juga :  BSKJI Memperkuat Kerjasama Industri di Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT

Ketua ICDeC, Tria Adiana, menyebut pelatihan ini sebagai langkah awal penting. “Kami tidak hanya menyiapkan talenta, tetapi juga menciptakan tempat kerja berupa industri chip di Indonesia,” jelasnya.

ICDeC, yang mengintegrasikan 16 perguruan tinggi dengan keahlian beragam dalam bidang semikonduktor, bertujuan menghasilkan sumber daya manusia unggul untuk mendukung pertumbuhan industri ini. Kolaborasi antara akademisi dan industri dianggap penting untuk memastikan sinkronisasi kebutuhan dan pengembangan teknologi.

Pemerintah telah menetapkan industri semikonduktor sebagai salah satu pilar ekonomi baru. Dengan meningkatnya permintaan chip untuk kendaraan listrik dan perangkat elektronik lainnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menguasai pasar. “Ketika talenta sudah siap, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga produsen utama,” ujar Fauzan.

Baca Juga :  Disperin NTB Gandeng KOIN 4.0 Bangun Komunitas Digital Milenial

Selain itu, keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model bagi kolaborasi lain antara perguruan tinggi dan industri di sektor teknologi tinggi.

Pelatihan desain chip ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan semangat inovasi dan kolaborasi. Dengan dukungan berbagai pihak, Indonesia optimistis mampu mengembangkan industri semikonduktor yang berdaya saing global.

“Semua ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik, di mana Indonesia tidak hanya berkontribusi dalam konsumsi teknologi, tetapi juga menciptakan dan memproduksi inovasi yang mendunia,” tutup Joegianto.

Dengan keberlanjutan program ini, diharapkan industri semikonduktor dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional di era digitalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *