BusinessNews

Ekspor Non-Tambang NTB Anjlok, Ini Penyebabnya

×

Ekspor Non-Tambang NTB Anjlok, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Ekspor Non-Tambang NTB Anjlok, Ini Penyebabnya

Mataram, Jurnalekbis.com – Angka ekspor non-tambang di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2024. Penurunan ini menjadi perhatian utama perdagangan/">Dinas Perdagangan NTB.

Kepala Dinas Perdagangan, Baiq Nelly Yuniarti, menjelaskan bahwa penurunan ekspor non-tambang NTB dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berdampak pada beberapa komoditas unggulan daerah.

Jagung Salah satu penyebab penurunan ekspor jagung adalah tingginya permintaan dalam negeri. Hal ini mencerminkan prioritas pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dalam negeri, terutama dalam sektor pangan.

“Kemungkinan besar, jagung lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga tidak dapat diekspor,” ungkap Baiq Nelly. Senin (30/12).

Baca Juga :  FWE NTB Brsama Gubernur Tebar Ratusan Ribu Benih Ikan

Kopi NTB, yang dikenal dengan kualitasnya, juga tidak banyak diekspor. Menurut Baiq Nelly, tingginya harga kopi di pasar domestik menjadi faktor utama.Dengan harga yang kompetitif dan permintaan konsumen yang meningkat, kopi NTB lebih banyak terserap di dalam negeri dibandingkan pasar internasional.

“Permintaan kopi di dalam negeri sangat tinggi, sehingga produk kopi NTB masih beredar di pasar lokal,” jelasnya.

Rumput Laut Komoditas rumput laut menghadapi tantangan yang berbeda. Harga rumput laut mengalami penurunan di pasar internasional, sehingga memerlukan perlakuan khusus untuk mempertahankan daya saing. Namun, kendala utama bukan pada produksi, melainkan pada mekanisme pengiriman. Hal ini menimbulkan kesan bahwa NTB tidak berkontribusi dalam ekspor, meskipun produk tersebut berasal dari daerah ini.

Baca Juga :  Perlengkapan Mendaki Gunung: Panduan Lengkap untuk Pendaki

“Rumput laut kita tetap keluar, tetapi pengirimannya dilakukan oleh rekanan di Jawa Timur, seperti Surabaya. Akibatnya, SK ekspor tercatat sebagai milik Jawa Timur, bukan NTB,” jelas Baiq Nelly.

Penurunan ekspor ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan daerah dan posisi NTB dalam peta perdagangan internasional. Namun, Baiq Nelly menegaskan bahwa langkah-langkah strategis sedang dipersiapkan untuk mengatasi masalah ini.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Baiq Nelly tetap optimis terhadap masa depan ekspor non-tambang NTB.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, ekspor NTB akan kembali meningkat dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian daerah,” tutupnya.

Baca Juga :  Membangun Karakter Perbankan Syariah: OJK Hadirkan Tiga Pedoman Baru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *