Kesehatan

11 Orang Bima Jadi Korban Gigitan Anjing Liar

×

11 Orang Bima Jadi Korban Gigitan Anjing Liar

Sebarkan artikel ini
11 Orang Bima Jadi Korban Gigitan Anjing Liar
Kunjungi Sosial Media Kami

jurnalekbis.com/tag/bima/">Bima, Juranlekbis.com-  Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, menghadapi bencana non-alam berupa wabah rabies yang terjadi pada Senin, 6 Januari 2024. Kejadian ini berlangsung antara pukul 06.00 hingga 11.30 WITA, melibatkan sejumlah desa di Kecamatan Lambu dan Sape. Berdasarkan laporan awal yang diterima, wabah ini disebabkan oleh gigitan anjing liar yang menyerang warga di beberapa lokasi.

Berikut adalah lokasi yang terdampak:

  • Kecamatan Lambu
    • Desa Kale’o: 2 orang luka-luka
  • Kecamatan Sape
    • Desa Kowo: 2 orang luka-luka
    • Desa Sangia: 3 orang luka-luka
    • Desa Naru Barat: 4 orang luka-luka

Total korban tercatat sebanyak 11 orang yang mengalami luka akibat gigitan hewan penular rabies (HPR).

Baca Juga :  Aksi Desa Beleka: Wujudkan Generasi Bebas Stunting

Setelah laporan diterima, BPBD Kabupaten Bima segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menilai dampak wabah. Tim medis dari Puskesmas Kecamatan Sape memberikan penanganan darurat kepada para korban yang meliputi:

  1. Pembersihan Luka: Cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15-20 menit untuk mencegah penyebaran virus rabies.
  2. Pemberian Vaksin dan Serum: Seluruh korban diberikan vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR) sebagai langkah pencegahan utama.
  3. Perawatan Luka: Luka yang diakibatkan gigitan dirawat dengan pemberian obat oral untuk mendukung pemulihan.

Saat ini, kondisi para korban dalam pengawasan tim medis Puskesmas Sape dan dirawat di rumah masing-masing. Pemantauan intensif dilakukan untuk memastikan tidak ada perkembangan gejala yang mengkhawatirkan.

Baca Juga :  RS Apung Laksamana Malahayati Sebagai Komitmen PDIP untuk Layani Warga Antar Pulau

Rabies merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing liar. Dalam kejadian di Bima, serangan anjing liar menjadi pemicu utama. Kondisi ini menunjukkan perlunya langkah preventif yang lebih serius dalam mengendalikan populasi HPR di daerah tersebut.

Rabies dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, langkah seperti pemberian vaksin dan edukasi masyarakat mengenai bahaya rabies menjadi sangat penting.

Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Pengendalian Populasi Anjing Liar: Penangkapan dan vaksinasi anjing liar di wilayah terdampak.
  2. Edukasi Masyarakat: Sosialisasi mengenai cara menghadapi gigitan HPR dan pentingnya membawa korban ke fasilitas kesehatan.
  3. Peningkatan Kesiapsiagaan Medis: Penyediaan vaksin dan serum anti-rabies di fasilitas kesehatan yang mudah diakses masyarakat.
  4. Koordinasi Lintas Sektor: Pemerintah daerah, BPBD, dan dinas terkait harus bekerja sama dalam pengawasan dan penanganan wabah rabies.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *