jurnalekbis.com/tag/1/">1 1 []">Lombok Utara, Juranalekbis.com – Lombok Utara pernah menjadi sorotan dengan rencana pembangunan megaproyek Global Hub Bandar Kayangan. Proyek ambisius ini digadang-gadang menjadi pusat kemajuan ekonomi regional, namun hingga kini belum menunjukkan kemajuan berarti. Bahkan, proyek tersebut tidak tercantum dalam draf Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Utara.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Lombok Utara, Hakamah, mengungkapkan bahwa konsep Global Hub Bandar Kayangan belum masuk dalam perencanaan RTRW yang tengah disusun. Dalam sidang pertama DPRD Januari ini, rencananya akan dibentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas RTRW lebih lanjut.
“Saat kami menyusun draft RTRW, Global Hub belum masuk dalam perencanaan. Namun, pansus akan mengkaji kemungkinan peruntukan untuk Global Hub di masa mendatang,” ujar Hakamah, Senin (6/1).
Meski proyek ini berpotensi besar untuk mendorong kemajuan ekonomi, realisasinya masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah minimnya minat investor, yang dipengaruhi oleh kondisi pasca-gempa tahun 2018.
Kondisi geografis Lombok Utara yang rawan bencana menjadi salah satu faktor penghambat utama. Hal ini membuat investor ragu untuk membangun infrastruktur besar, seperti gedung bertingkat 8 hingga 20 lantai, di kawasan tersebut.
“Kondisi alam yang rawan bencana membuat investor ragu. Jika ingin membangun gedung bertingkat, itu bukan hal yang mudah di daerah ini,” tambah Hakamah.
Tidak hanya itu, tantangan lainnya adalah prioritas pembangunan yang lebih mendesak di sektor-sektor produktif. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan lahan secara optimal menjadi fokus utama DPRD Lombok Utara.
Hakamah menyarankan agar lahan yang ada lebih diarahkan untuk sektor agraris, seperti pertanian dan perikanan. Salah satu inisiatif yang telah berjalan adalah kerja sama dengan PT Sari Makmur untuk budidaya tambak udang.
“Kawasan ini seharusnya dimanfaatkan untuk bercocok tanam atau budidaya tambak udang, yang sudah ada MoU-nya dengan PT Sari Makmur,” jelasnya.
Selain itu, sektor pariwisata juga disebut sebagai potensi besar yang dapat dikembangkan. Dengan pengelolaan yang tepat, pariwisata di Lombok Utara bisa menjadi penopang utama ekonomi daerah.
DPRD Lombok Utara tetap optimis mencari solusi terbaik yang realistis dan bermanfaat bagi masyarakat. Harapan utamanya adalah agar setiap kebijakan pembangunan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ke depan, kita harus lebih fokus pada sektor yang benar-benar dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Pertanian, perikanan, dan pariwisata adalah sektor-sektor yang harus kita dorong,” tegas Hakamah.
Dengan fokus pada sektor-sektor strategis dan pengelolaan sumber daya yang tepat, Lombok Utara diharapkan dapat menghadapi tantangan pembangunan sambil tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.