Mataram, Jurnalekbis.com – Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan kinerja yang solid menuju pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025. Dalam sebuah ulasan ekonomi terbaru, berbagai kebijakan dan respons strategis telah dirumuskan untuk menghadapi tantangan global dan ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat.
Berry Arifsyah Harahap, Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia NTB, menyampaikan bahwa ekonomi global menghadapi tantangan besar di tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat menjadi 3,1% dari 3,2% pada tahun sebelumnya. Ketidakpastian meningkat akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang proteksionis dan ketegangan geopolitik.
“Tekanan inflasi global juga meningkat, memperlambat penurunan suku bunga acuan di AS. Hal ini memicu penguatan Dolar AS dan memengaruhi aliran modal ke negara berkembang,” jelas Berry.
Indonesia, bagaimanapun, menunjukkan ketahanan ekonomi dengan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8-5,6% pada tahun 2025, meningkat dari tahun sebelumnya. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak utama, didukung oleh keyakinan konsumen dan belanja pemerintah.
“Stabilitas Rupiah dan inflasi yang terkendali dalam target 2,5±1% memperkuat optimisme ekonomi domestik,” tambah Berry.
NTB mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid pada tahun 2024, dengan PDRB tumbuh 6,22% year-over-year (yoy) pada triwulan III. Kinerja ekspor konsentrat tembaga dan konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama. Inflasi tahunan NTB terkendali di angka 1,28%, meski terdapat variasi antarwilayah.
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 6,00% untuk menjaga stabilitas inflasi dan mendukung pertumbuhan. Berbagai langkah inovatif dilakukan, termasuk memperluas layanan BI-FAST dan mendorong transaksi digital melalui QRIS.
“Kebijakan makroprudensial juga diarahkan untuk mendukung sektor prioritas seperti UMKM dan ekonomi hijau,” jelas Berry.
Beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus NTB meliputi:
Sektor Pertanian: Peningkatan produktivitas melalui teknologi dan bibit unggul.
Investasi Industri: Kolaborasi investor dan petani untuk produk olahan.
Pariwisata: Pengembangan mandalika/">KEK Mandalika dengan insentif investasi dan aksesibilitas.
Penggunaan QRIS di NTB menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan peningkatan jumlah pengguna dan merchant. Digitalisasi transaksi memberikan dampak positif pada transparansi dan efisiensi ekonomi daerah.
Beberapa program unggulan yang diusulkan dalam kerja sama ini meliputi:
Pekan Kewirausahaan Mahasiswa: Ajang ini diharapkan bisa menjadi platform bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnis mereka dan mendapatkan masukan dari para ahli.
Pelatihan dan Pendampingan: Program pelatihan dan pendampingan akan diberikan untuk membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan standar usaha.
Akses ke Pasar: Kolaborasi ini juga akan membuka akses ke pasar yang lebih luas bagi produk-produk kreatif mahasiswa, sehingga mereka bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional.