BusinessNews

Disnakertrans NTB Dorong Penguatan Kapasitas Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

×

Disnakertrans NTB Dorong Penguatan Kapasitas Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

Sebarkan artikel ini
Disnakertrans NTB Dorong Penguatan Kapasitas Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

Mataram, Juranalkebis.com – jurnalekbis.com/tag/dinas-tenaga-kerja/">Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berkomitmen dalam meningkatkan kapasitas generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., menjadi narasumber dalam Pembekalan Magang Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Kegiatan ini berlangsung di Aula UMMAT.

Dalam pemaparannya, Aryadi menekankan pentingnya mahasiswa memahami perbedaan antara dunia kampus dan dunia kerja. Jika di kampus mahasiswa bersaing secara individu untuk meraih nilai terbaik, maka di dunia kerja, kerja sama tim dan kemampuan interpersonal menjadi aspek utama yang menentukan kesuksesan.

“Dunia kerja menuntut kita untuk memiliki dua keterampilan utama, yaitu soft skills dan hard skills,” jelas Aryadi.

Ia menjelaskan bahwa soft skills mencakup etika, disiplin, kemampuan komunikasi, serta public speaking agar ide dapat tersampaikan dengan jelas. Selain itu, keterampilan bekerja dalam tim dan membangun relasi kerja yang baik juga menjadi faktor utama dalam kesuksesan karier seseorang.

Baca Juga :  BNNP NTB Catat Ada Kenaikan Trend Kasus  Narkoba di NTB

“Sedangkan hard skills mencakup penguasaan teknis sesuai bidang pekerjaan, kemampuan menggunakan teknologi yang relevan dengan industri, serta keterampilan problem-solving dalam menghadapi tantangan pekerjaan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Aryadi menegaskan bahwa kesiapan mental dan profesionalisme sangat penting bagi mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja melalui program magang. Ia mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan magang sebagai ajang pembelajaran yang nyata.

“Jangan hanya datang ke kantor lalu duduk diam. Amati, pelajari, dan tanyakan bagaimana sistem kerja di sana. Manfaatkan kesempatan magang ini sebaik mungkin karena ini adalah gerbang awal kalian memasuki dunia kerja,” imbaunya.

Dalam kesempatan tersebut, Aryadi juga mengingatkan mahasiswa bahwa peluang kerja tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Untuk bisa bersaing di dunia kerja internasional, mahasiswa harus memiliki keterampilan yang terampil dan penguasaan bahasa asing.

“Dalam seleksi magang ke Jepang baru-baru ini, ada 288 peserta yang mendaftar. Yang lulus administrasi dan mengikuti seleksi sebanyak 192 peserta, tetapi hanya 80 peserta yang lolos karena kurangnya penguasaan bahasa. Ini menunjukkan bahwa upskilling dan reskilling sangat penting. Jangan hanya mengandalkan ijazah,” tegasnya.

Baca Juga :  Penghargaan Siddhakarya 2024: Menginspirasi Inovasi di NTB

Selain itu, kebutuhan tenaga kerja di dalam negeri juga masih tinggi, terutama di bidang mediasi hubungan industrial, pengawasan ketenagakerjaan, dan pengujian norma kerja. Namun, semua peluang ini tetap memerlukan kesiapan dan kompetensi yang memadai dari para lulusan.

“Jangan terpaku hanya pada sektor pemerintahan. Jika kalian memiliki keterampilan yang cukup, sektor swasta dan industri luar negeri juga memberikan peluang besar untuk berkembang,” pungkasnya.

Dalam sesi diskusi, mahasiswa UMMAT menyampaikan berbagai pertanyaan terkait kesiapan menghadapi dunia kerja. Salah satu mahasiswa, Ali Imran, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tanpa relasi dan komunikasi yang baik, potensi seseorang tidak akan berkembang secara maksimal. Ia mempertanyakan bagaimana cara agar potensi tersebut dapat diterima dan berkembang di sebuah instansi.

Menanggapi hal tersebut, Aryadi menegaskan bahwa selain memiliki keterampilan teknis (hard skills), pekerja juga harus memiliki keterampilan lunak (soft skills), terutama dalam berkomunikasi dan bekerja sama. Menurutnya, komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif.

“Orang pintar kalau tidak bisa berkomunikasi dengan baik, tidak akan punya pengaruh yang kuat di lingkungan kerja. Kita harus mampu membangun komunikasi yang menarik dan efektif,” ujarnya.

Baca Juga :  Dibuka kelas baru Junior Sport 150 U-15 dalam menjaring dan mencetak talenta muda

Sementara itu, Siti Dina menanyakan bagaimana cara menghadapi tantangan dan tekanan di dunia kerja. Aryadi menjelaskan bahwa tekanan adalah bagian dari dunia kerja yang tidak bisa dihindari, tetapi harus dikelola dengan baik.

“Kuncinya ada pada mental dan kesiapan menghadapi tantangan. Sering kali, generasi muda saat ini kurang terbiasa dengan tekanan karena lingkungan akademik yang berbeda dengan lingkungan profesional. Oleh karena itu, sejak dini kita harus melatih diri untuk menghadapi berbagai situasi sulit agar bisa berkembang dengan baik,” jelasnya.

Di akhir diskusi, Aryadi menegaskan bahwa bekerja bukan hanya soal mendapatkan gaji, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa bertahan dan berkembang dalam lingkungan kerja. Ia mendorong para mahasiswa untuk terus belajar, membangun relasi yang baik, serta menghadapi tantangan dengan sikap positif.

“Hidup ini adalah perjalanan, dan kita tidak hidup sendiri. Kita bekerja bukan hanya untuk makan, tetapi juga untuk berkembang dan memberikan manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, kita harus terus belajar, beradaptasi, dan meningkatkan keterampilan agar tetap relevan di dunia kerja yang terus berkembang,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *