Mataram, Jurnalekbis.com – Bank Mandiri terus menunjukkan performa impresif sepanjang tahun 2024 dengan mencatatkan pertumbuhan aset yang solid. Berkat optimalisasi ekosistem wholesale, ekspansi kredit yang merata, dan transformasi digital yang agresif namun prudent, total aset konsolidasi Bank Mandiri secara nasional mencapai Rp 2.427 triliun, tumbuh 11,6% secara year-on-year (YoY).
Pencapaian ini tidak hanya memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar indonesia/">di Indonesia dari sisi aset, tetapi juga mencerminkan efektivitas strategi yang diterapkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Regional CEO Bali dan Nusa Tenggara, Winardi Legowo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit menjadi motor utama ekspansi bisnis, dengan total penyaluran kredit yang mencapai Rp 1.670,5 triliun, melonjak 19,5% YoY—jauh melampaui rata-rata industri. Segmen wholesale tetap menjadi pilar utama, dengan kenaikan 25,5% YoY hingga menyentuh Rp 913,3 triliun.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh sebesar 13,09% YoY, dengan segmen wholesale mengalami kenaikan 11,2% YoY.
“Kami senantiasa berusaha memaksimalkan potensi di sektor wholesale dengan tujuan memperluas jangkauan ke berbagai sektor ekonomi yang memerlukan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya menciptakan peluang bagi perkembangan bisnis, tetapi juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan,” ujar Winardi Legowo dalam keterangan tertulisnya.
Tidak hanya menyasar wholesale, Bank Mandiri juga memberikan perhatian khusus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sepanjang 2024, penyaluran kredit UMKM mencapai Rp 135 triliun, tumbuh 6% YoY. Di NTB, pertumbuhan kredit UMKM mencapai 25,55% YoY, menunjukkan strategi ekspansi yang merata dan berdampak langsung pada ekonomi lokal.
“Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan kredit maupun tabungan hingga lebih dari dua kali lipat pertumbuhan industri. Kinerja yang sangat baik ini tersebar merata di seluruh Indonesia, termasuk NTB,” tambah Winardi.
Bank Mandiri terus memperkuat layanan finansial dengan inovasi digital. Aplikasi super app Livin’ by Mandiri telah memiliki 29,3 juta pengguna dengan total transaksi mencapai 3,9 miliar, meningkat 38% YoY per akhir 2024. Di NTB, jumlah pengguna mencapai 364 ribu dengan pertumbuhan transaksi 40% YoY.
Sementara itu, platform Kopra by Mandiri menjadi tulang punggung utama layanan perbankan wholesale dengan nilai transaksi mencapai Rp 22.700 triliun, tumbuh 17% YoY. Di NTB, nilai transaksi tumbuh signifikan sebesar 44,7% YoY.
“Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memperluas keuangan/">akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha, khususnya di NTB,” ungkap Winardi.
Di tengah ekspansi bisnis, Bank Mandiri tetap menjaga fundamental yang sehat. Rasio Non-Performing Loan (NPL) tercatat turun 5 basis poin menjadi 0,97%. Di NTB, NPL tetap terjaga pada level yang sehat, menunjukkan kesiapan bank dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 7,73% YoY, mencapai Rp 1.699 triliun, dengan dominasi dana murah (CASA) yang menyumbang 80,3% dari total DPK. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan tabungan sebesar 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang naik 3,6% YoY menjadi Rp 606 triliun. NTB turut berkontribusi dalam pencapaian ini, membuktikan efektivitas strategi digitalisasi yang fokus pada kemudahan transaksi dan efisiensi biaya bagi nasabah.
Secara nasional, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada 2024. Diversifikasi sumber pendapatan menjadi strategi kunci, dengan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) meningkat 4,12% YoY, mencapai Rp 42,32 triliun. Peningkatan ini didorong oleh transaksi digital, layanan treasury, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.
Dalam mendukung keberlanjutan, Bank Mandiri semakin agresif dalam mengalokasikan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan. Portofolio hijau mencapai Rp 149 triliun, tumbuh 15,2% YoY, dengan fokus utama pada Energi Baru Terbarukan (EBT) yang mencapai Rp 11,8 triliun, naik 21% YoY.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kami optimistis strategi jangka panjang yang telah diterapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Winardi.
Dengan fundamental yang kuat, inovasi digital yang agresif, serta strategi ekspansi yang berfokus pada sektor strategis, Bank Mandiri optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan pada 2025. “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang,” pungkas Winardi.