Mataram, Jurnalekbis.com- Harga cabai di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Di Kota Mataram, harga cabai rawit lokal mencapai Rp210 ribu per kilogram pada Senin, 3 Maret 2025. Kenaikan harga ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadan.
Kenaikan harga cabai ini dipicu oleh beberapa faktor utama
-
Cuaca Buruk: Curah hujan tinggi menyebabkan banyak tanaman cabai gagal panen, mengurangi pasokan di pasar.
-
Alih Fungsi Lahan: Selama musim hujan, banyak petani beralih menanam padi, mengurangi luas lahan untuk cabai.
-
Peningkatan Permintaan: Menjelang Ramadan, permintaan cabai meningkat, sementara pasokan terbatas.
Menanggapi situasi ini, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si., yang akrab disapa Miq Iqbal, menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan perhatian khusus terhadap lonjakan harga cabai. Setelah mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri pada Selasa, 4 Maret 2025, Miq Iqbal menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah ini.
Pemerintah Provinsi NTB merencanakan beberapa langkah strategis untuk menstabilkan harga cabai:
-
Intervensi Pasar: Pemprov akan mencari akar penyebab kenaikan harga, baik di tingkat distributor maupun petani, untuk menentukan langkah intervensi yang tepat.
-
Subsidi Harga: Jika diperlukan, pemerintah siap memberikan subsidi untuk menurunkan harga cabai di pasaran.
-
Impor Cabai: Sebanyak lima ton cabai rawit didatangkan dari Pulau Jawa melalui skema business to business untuk menstabilkan harga.
Gubernur Miq Iqbal mengimbau masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk tidak melakukan panic buying atau membeli cabai dalam jumlah besar secara bersamaan. Ia menekankan bahwa stok cabai di NTB masih mencukupi dan pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan bijak dalam berbelanja selama Ramadan.
Gubernur juga meminta dinas terkait, seperti Dinas Pertanian dan Dinas pangan/">Ketahanan Pangan, untuk berperan aktif dalam mengatasi permasalahan ini. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mempertahankan prestasi NTB sebagai salah satu provinsi dengan inflasi terendah secara nasional.