BusinessEkonomiNews

Serapan Gabah Bulog Rendah, Petani Pilih Pengusaha Swasta

×

Serapan Gabah Bulog Rendah, Petani Pilih Pengusaha Swasta

Sebarkan artikel ini
Serapan Gabah Bulog Rendah, Petani Pilih Pengusaha Swasta

Mataram,  Jurnalekbis.com– Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyoroti kinerja Perum Bulog dalam menyerap gabah dan beras hasil produksi petani. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, M. Taufieq Hidayat, mengungkapkan bahwa serapan Bulog masih kalah cepat dibandingkan pengusaha swasta.

“Beras dan gabah petani mau diserap oleh Bulog atau oleh pengusaha lain, tidak masalah, yang penting harganya tidak di bawah harga yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.

Saat ini, pengusaha swasta lebih cepat dalam membeli gabah petani dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan Bulog. Hal ini membuat petani cenderung memilih menjual hasil panennya ke pengusaha yang menawarkan harga lebih menguntungkan.

“Sekarang Bulog itu mendapat target serapan sebesar 180.000 ton tahun ini. Tahun lalu, dari target 75.000 ton setara beras, Bulog hanya mampu menyerap 60.000 ton, atau sekitar 7 persen dari total produksi beras dan gabah kita. Artinya, masih ada kekurangan 15.000 ton atau tidak mencapai target sekitar 20 persen,” jelas Taufieq.

Baca Juga :  Harta Karun Bawah Laut: Peluang Besar untuk Perekonomian Indonesia

Selain itu, Taufieq juga menyoroti rasio serapan beras dengan konsumsi di NTB yang masih lebih besar pada sisi konsumsi. Menurutnya, jika Bulog mampu menyerap minimal 100.000 ton, maka NTB tidak perlu mengimpor beras dari luar. Tahun 2023, NTB tercatat mengimpor 17.000 ton beras, atau setara dengan 24.000 ton gabah.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB juga menyatakan kekhawatirannya jika produksi petani lebih banyak diambil oleh pengusaha luar, sementara Bulog hanya mendapatkan sisa-sisa. Di sisi lain, jika pengusaha tidak menyerap dan Bulog juga tidak membeli, maka petani yang akan dirugikan.

“Kita khawatir jika produksi petani lebih banyak diambil oleh pengusaha luar, Bulog hanya mendapatkan sisa-sisa. Sebaliknya, jika pengusaha tidak menyerap dan Bulog juga tidak membeli, maka petani yang akan dirugikan,” tegasnya.

Pemerintah berharap Bulog dapat meningkatkan kecepatan dan efektivitas dalam menyerap gabah petani, sehingga produksi petani dapat terserap dengan harga yang layak serta mengurangi ketergantungan pada impor beras. Dengan meningkatnya serapan Bulog, diharapkan petani dapat lebih sejahtera dan harga beras di pasar tetap stabil.

Baca Juga :  OJK Mencatat, Kinerja Perbankan di NTB Tahun 2023 Tumbuh Dengan Baik

Untuk mencapai target serapan yang diinginkan, beberapa langkah strategis perlu dilakukan oleh Bulog. Pertama, meningkatkan koordinasi dengan petani dan pengusaha untuk memastikan penyerapan gabah dan beras berlangsung lancar. Kedua, memperbaiki sistem logistik dan distribusi untuk menghindari keterlambatan dan penumpukan gabah di gudang. Ketiga, memberikan insentif yang menarik bagi petani agar lebih memilih menjual hasil panennya kepada Bulog dibandingkan pengusaha lain.

Selain itu, pemerintah juga dapat mengawasi dan mengatur harga gabah dan beras di pasar agar tidak merugikan petani. Dengan adanya regulasi yang jelas dan pengawasan yang ketat, diharapkan harga gabah dan beras dapat stabil dan menguntungkan semua pihak, terutama petani.

Pemerintah juga perlu memperkuat program dan kebijakan yang mendukung pangan/">ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Salah satu caranya adalah dengan memperluas akses petani terhadap teknologi pertanian modern dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Selain itu, pemerintah bisa memberikan bantuan keuangan dan dukungan infrastruktur bagi petani untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing mereka.

Baca Juga :  Aksi Kemanusiaan untuk Palestina di Mataram: Ribuan Warga Gaza Diharapkan Bisa Dibawa ke Indonesia

Keberhasilan dalam meningkatkan serapan gabah dan beras oleh Bulog tidak hanya bergantung pada usaha pemerintah dan Bulog, tetapi juga memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk petani, pengusaha, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan produksi pertanian di NTB dapat lebih optimal dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

Melalui peningkatan serapan gabah dan beras oleh Bulog, pemerintah NTB berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor beras dan memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Dengan demikian, NTB dapat menjadi salah satu daerah yang mandiri dalam hal ketahanan pangan dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *