Mataram, Jurnalekbis.com – Kemiri asal Nusa Tenggara Barat (NTB) kian mendunia. PT. Mujnah Kemiri Lombok, salah satu eksportir kemiri terbesar di NTB, terus kebanjiran pesanan dari pasar internasional, terutama Jepang dan Singapura. Mujenah, pemilik PT. Mujnah Kemiri Lombok, mengungkapkan bahwa permintaan ekspor kemiri NTB terus meningkat, menunjukkan kualitas dan keunggulan produk lokal yang semakin diakui di pasar global.
1-7:219">“Iya, kemarin tanggal 7 Maret, kami mengirimkan 3 ton kemiri ke Jepang. Dan saat ini, sudah ada permintaan lagi dari Jepang serta Singapura. Kami sedang menyiapkan bahan baku untuk pesanan dari Singapura,” ujar Mujenah. Kamis (13/3).
Permintaan dari Jepang sangat tinggi, dengan pesanan mencapai 5 ton per minggu. Namun, PT. Mujnah Kemiri Lombok belum berani menyanggupi permintaan tersebut karena bertepatan dengan momen Lebaran. “Kami meminta agar pengiriman dilakukan setelah Lebaran, karena kendala tenaga kerja, terutama ibu-ibu yang 80% menjadi tenaga pengupas kami, yang pasti sudah sibuk menjelang Lebaran,” jelas Mujenah.
Mujnah Kemiri Lombok menggunakan sistem MoU dengan pembayaran DP sebagai tanda dimulainya pengerjaan pesanan. “Dengan kontrak harga, kami bisa lebih santai bekerja dan memastikan alokasi bahan baku serta kebutuhan lainnya,” tambah Mujenah.
Ketersediaan bahan baku kemiri tidak menjadi masalah bagi PT. Mujnah Kemiri Lombok. Selain dari Bima, yang memiliki potensi besar, perusahaan ini juga mengambil bahan baku dari Flores dan Lombok, bahkan hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT) jika persediaan di Bima terbatas.
“Bahan baku sejauh ini aman dan lancar, mungkin karena kami masih dalam skala standar. Mudah-mudahan ke depan kami bisa menjadi perusahaan semi industri,” ungkap Mujenah.
Permintaan kemiri NTB yang tinggi disebabkan oleh kualitasnya yang unggul. “Kemiri NTB memiliki tampilan yang jauh lebih putih dibandingkan kemiri dari daerah lain, dan bijinya juga lebih besar. Mungkin ini karena kondisi tanah dan faktor lainnya,” jelas Mujenah.
Selain diekspor, kemiri NTB juga diminati di pasar domestik dengan harga yang kompetitif. Namun, ekspor memberikan keuntungan berupa kontrak yang lebih stabil dan terjamin.
“Enaknya ekspor itu kita kontrak, jadi kita sudah bisa pastikan berapa bahan baku, alokasi yang lainnya. Kalau domestik itu selalu fluktuatif (permintaannya). Kalau dengan luar kita sudah kontrak harga, jadi santai kerjanya,” papar Mujenah.
Di Jepang, kemiri tidak hanya digunakan sebagai rempah-rempah, tetapi juga dalam industri farmasi atau obat-obatan. Harga yang ditawarkan Jepang saat ini mencapai Rp 57 juta per kontainer.
Mujenah menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan. “Kami butuh dukungan pemerintah, mungkin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), untuk mendorong penanaman kemiri. Selain nilai ekonomis, kemiri juga memiliki nilai ekologis, menjaga ekosistem, dan menyelamatkan air serta alam,” jelasnya.
Mujnah Kemiri Lombok melakukan ekspor langsung dari Lombok. Perusahaan ini bermitra dengan petani di Bima, dengan 25 pekerja aktif yang terdaftar di BPJS.
“Semua mitra kami ada di Bima, dengan pekerja yang aktif dan sudah terdaftar BPJS sebanyak 25 orang,” ungkap Mujenah.
Selain Jepang dan Singapura, PT. Mujnah Kemiri Lombok juga menjajaki pasar di Arab Saudi. Namun, perusahaan ini masih fokus pada kesinambungan bahan baku untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.
“Pasarnya kan luar negeri, seperti Jepang ini kecil permintaannya 5 ton. Tapi itu per minggu bukan per bulan,” jelas Mujenah.
Dengan kualitas yang unggul dan permintaan yang terus meningkat, kemiri NTB memiliki potensi besar untuk terus berkembang di pasar internasional. Dukungan dari pemerintah dan komitmen dari para pelaku usaha diharapkan dapat menjadikan kemiri NTB sebagai komoditas ekspor yang semakin mendunia.