Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Upaya memperkuat pangan/">ketahanan pangan nasional terus digaungkan hingga ke pelosok daerah. Kali ini, perhatian publik tertuju ke Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, di mana Kapolres Lombok Barat, AKBP Yasmara Harahap, S.I.K., bersama jajaran Pejabat Utama Polres, melakukan kunjungan kerja untuk meninjau kesiapan panen raya jagung.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin, 21 April 2025, dan menjadi bukti konkret bahwa sektor pertanian kini tak lagi menjadi tanggung jawab tunggal petani dan pemerintah daerah, tetapi juga mendapat dukungan aktif dari institusi keamanan seperti Kepolisian Republik Indonesia.
Kunjungan Kapolres dan jajarannya dimulai sekitar pukul 09.20 WITA di Dusun Kebon Bongor, Desa Lembar, Kecamatan Lembar. Rombongan disambut oleh kepala desa, Babinsa, pihak pengelola lahan, serta perwakilan masyarakat tani yang menyambut antusias langkah kepolisian dalam mendukung sektor pertanian.
Turut hadir mendampingi Kapolres yakni Waka Polres Kompol Kadek Meitria, Kabag SDM AKP Dewi Komalasari, Kasat Binmas Iptu Muhammad Mahrip, dan Kapolsek Lembar Ipda Joko Rudiantoro. Dari unsur pemerintahan desa, hadir Kepala Desa Lembar, Sainah, dan Babinsa Desa Lembar yang memperkuat suasana sinergi antarinstansi.
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial atau formalitas. Kapolres dengan tegas menyampaikan bahwa kehadiran mereka bertujuan untuk meninjau langsung kesiapan lahan dan mendengarkan aspirasi serta tantangan yang dihadapi para petani di lapangan.
“Intinya, kedatangan kami ini untuk meninjau kesiapan panen raya lahan jagung dalam mendukung salah satu program Presiden RI yaitu ketahanan pangan,” ujar AKBP Yasmara Harahap.
Ia menambahkan, Polres Lombok Barat ingin menjadi bagian dari solusi atas persoalan yang dihadapi petani, dari masa tanam hingga masa panen, termasuk dalam hal distribusi dan pemasaran hasil pertanian.
Dusun Kebon Bongor menjadi titik fokus karena di wilayah ini terdapat lahan jagung seluas 1,3 hektar yang akan segera memasuki masa panen raya. Menurut pengelola lahan, panen dijadwalkan akan dimulai dalam dua minggu ke depan. Meskipun sebagian tanaman sudah mulai bisa dipanen, namun panen besar-besaran akan dilakukan secara serentak untuk efisiensi.
Dengan estimasi melibatkan sekitar 10 orang tenaga kerja, proses panen diprediksi bisa diselesaikan dalam dua hingga tiga hari. Pengelolaan waktu dan sumber daya manusia yang optimal menjadi kunci sukses dalam siklus pertanian di wilayah ini.
Kehadiran aparat dalam kegiatan pertanian ini juga memberikan dampak positif dari sisi keamanan, stabilitas sosial, serta meningkatkan semangat gotong royong masyarakat.

Program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat memang mendapat dorongan kuat dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk aparat kepolisian. Langkah Polres Lombok Barat yang turun langsung ke lapangan menunjukkan paradigma baru dalam mendukung ketahanan pangan—yakni pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Dalam konteks ini, jagung menjadi komoditas unggulan yang mampu menopang kebutuhan pangan dan pakan ternak di NTB. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, jagung juga relatif tahan terhadap perubahan iklim, menjadikannya salah satu tanaman andalan dalam strategi swasembada pangan.
“Program ini bukan hanya soal panen. Ini tentang kedaulatan pangan dan masa depan ekonomi masyarakat. Kepolisian hadir untuk memastikan seluruh prosesnya berjalan lancar dan aman,” tegas Kapolres.
Kehadiran Polri dalam mendukung sektor pertanian bukanlah hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Kepolisian telah terlibat dalam pengamanan distribusi pupuk subsidi, pendampingan program pertanian terpadu, hingga fasilitasi komunikasi antara petani dan instansi terkait.
Dengan pendekatan humanis dan proaktif, aparat kepolisian kini tak hanya dikenal sebagai penjaga keamanan, tapi juga mitra strategis dalam pembangunan ekonomi desa.
Program seperti yang dilakukan di Lombok Barat ini sejalan dengan visi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menempatkan kepolisian sebagai penggerak inovasi di tingkat akar rumput.
Salah satu tujuan utama kunjungan kerja Kapolres adalah untuk menggali informasi langsung dari para petani tentang tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari ketersediaan pupuk, fluktuasi harga jual, akses pasar, hingga keterbatasan alat dan mesin pertanian (alsintan).
Kapolres menyatakan bahwa pihaknya akan meneruskan aspirasi tersebut kepada instansi terkait dan siap membantu menjembatani komunikasi antara petani dan pemerintah.
Dari hasil diskusi singkat di lokasi, diketahui bahwa petani masih membutuhkan dukungan dalam bentuk penyuluhan pertanian modern, bantuan benih berkualitas, dan akses terhadap pasar yang lebih luas dan adil.
Panen raya jagung yang direncanakan di Dusun Kebon Bongor bukan hanya menjadi ajang panen hasil tani, tetapi juga menjadi panen semangat dan harapan baru bagi para petani Lombok Barat. Dengan pendekatan sinergis seperti ini, hasil pertanian bisa dikelola lebih efektif dan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.
Selain hasilnya yang bisa diserap untuk kebutuhan lokal, sebagian juga berpotensi dijual ke luar daerah, meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.
Bila dikelola dengan baik, kawasan ini bisa menjadi salah satu sentra produksi jagung unggulan di NTB, menambah kekuatan pangan regional dan nasional.
Setelah kunjungan ini, Polres Lombok Barat berencana melakukan pemantauan rutin terhadap proses panen dan distribusi hasilnya. Tidak hanya di Desa Lembar, tetapi juga di wilayah lain yang memiliki potensi pertanian serupa.