News

Di Dugaan Tekanan Ekonomi, Pria di Kayangan Ditemukan Tewas Gantung Diri

×

Di Dugaan Tekanan Ekonomi, Pria di Kayangan Ditemukan Tewas Gantung Diri

Sebarkan artikel ini
Di Dugaan Tekanan Ekonomi, Pria di Kayangan Ditemukan Tewas Gantung Diri
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Utara, Jurnalekbis.com— Warga Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, digemparkan oleh penemuan jasad seorang pria dalam kondisi tergantung di dalam kamar rumahnya, Kamis (19/6/2025). Pria berinisial JM (46) tersebut ditemukan oleh anggota keluarganya yang datang untuk mengantar makanan dan obat-obatan, mengingat JM sebelumnya diketahui dalam kondisi kurang sehat.

Peristiwa tragis ini segera dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Lombok Utara langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengungkap secara rinci penyebab kematian korban.

Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta, S.I.K., melalui Kapolsek Kayangan Iptu Zainuddin, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa dugaan awal mengarah pada kasus bunuh diri yang dipicu oleh tekanan psikologis dan ekonomi.

Baca Juga :  AKAD Mendeklarasikan Dukung Ganjar-Mahfud

“Korban ditemukan oleh keluarganya dalam keadaan tergantung dengan menggunakan sarung yang diikatkan pada atap kamar. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan selain luka jeratan di leher,” ungkap Iptu Zainuddin kepada wartawan.

Penemuan jasad JM bermula ketika salah satu anggota keluarganya datang pada pagi hari untuk mengantarkan makanan dan obat-obatan. Keluarga mengetahui bahwa JM tengah mengalami gangguan kesehatan, dan selama beberapa waktu belakangan tinggal sendirian di rumahnya.

Namun saat pintu kamar dibuka, suasana berubah mencekam. JM ditemukan sudah tidak bernyawa, tergantung dengan posisi leher terlilit sarung yang terikat pada balok atap rumah. Spontan keluarga berteriak dan mengundang perhatian warga sekitar. Pihak desa kemudian menghubungi aparat kepolisian Polsek Kayangan.

Baca Juga :  Global Hub Bandar Kayangan: Impian Besar, Realisasi Tertunda

Dari keterangan yang dihimpun pihak kepolisian berdasarkan pernyataan keluarga dan warga sekitar, diketahui bahwa korban baru saja mengalami perceraian sekitar dua minggu sebelumnya. Pascaperpisahan tersebut, korban dikabarkan sering menyendiri dan tampak murung. Tidak hanya itu, ia juga beberapa kali mengutarakan niat untuk mengakhiri hidupnya.

“Korban sebelumnya sering mengeluh soal masalah hidup, termasuk beban ekonomi dan perasaan tertekan setelah bercerai,” kata Kapolsek Zainuddin.

Dugaan sementara, kondisi psikologis JM yang sedang tidak stabil menjadi salah satu faktor utama yang mendorong keputusan nekatnya untuk mengakhiri hidup.

Setelah melakukan identifikasi awal, petugas kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, termasuk pakaian yang digunakan korban saat gantung diri. Meski demikian, pihak keluarga menyatakan secara resmi menolak autopsi terhadap jenazah JM dan menganggap kejadian tersebut sebagai musibah yang tak terelakkan.

Baca Juga :  Tim SAR Gabungan Terus Melakukan Pencarian Lima Korban Banjir di Wera

“Keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas dan menolak dilakukan autopsi. Mereka menyatakan korban memang dalam tekanan batin berat dan telah menunjukkan tanda-tanda keinginan mengakhiri hidup,” jelas Kapolsek.

Jenazah JM kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak sesuai adat dan kepercayaan setempat.

Peristiwa yang menimpa JM menambah panjang daftar kasus bunuh diri akibat tekanan hidup yang terjadi indonesia/">di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, tren ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, psikolog, dan pemerintah daerah.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *