FORNAS

NTB Siapkan Panggung Sejarah di Pembukaan FORNAS VIII

×

NTB Siapkan Panggung Sejarah di Pembukaan FORNAS VIII

Sebarkan artikel ini
NTB Siapkan Panggung Sejarah di Pembukaan FORNAS VIII
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com– Menjelang pembukaan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB), sorotan publik tak hanya tertuju pada kesiapan teknis dan infrastruktur, tetapi juga pada satu sajian budaya kolosal yang akan memukau ribuan mata: pertunjukan pembukaan yang melibatkan 500 penari dari seluruh pelosok NTB.

Bukan pertunjukan biasa, pembukaan FORNAS kali ini disulap menjadi drama tari megah, memadukan unsur sejarah, budaya, dan simbol-simbol khas daerah dalam satu tarikan napas artistik. Di balik kemegahannya, sosok Lalu Suryadi Mulawarman, S.Sn., MM., koreografer sekaligus sutradara teater senior NTB, menjadi otak kreatif di balik layar pertunjukan akbar ini.

FORNAS VIII di NTB membawa angin segar bagi kebangkitan budaya lokal. Dengan melibatkan 500 penari dari berbagai kabupaten/kota, pertunjukan ini digadang-gadang sebagai penampilan seni budaya terbesar dalam sejarah NTB.

“Awalnya kita rancang untuk 200 penari. Tapi permintaan meningkat, antusiasme tinggi, dan akhirnya kita libatkan 500 orang. Bahkan anak-anak sekolah, dari tingkat SD sampai mahasiswa, kami libatkan. Ini gotong royong budaya,” kata Sella Aprilina, salah satu pelatih tari yang turut mengawal proses latihan intensif dari pagi hingga malam.

Tak hanya penari, acara ini juga menggandeng penulis naskah, pemusik, komunitas budaya, dan tim teknis kreatif dari berbagai wilayah NTB. Mereka bergandengan tangan menyatukan karya lintas daerah demi membentuk satu panggung pertunjukan budaya yang berkelas nasional dan internasional.

Baca Juga :  NTB Siap Hadapi Tantangan Besar FORNAS VIII 2025: Uji Kesiapan Jelang PON 2028

Lalu Suryadi menjelaskan bahwa pertunjukan dibagi menjadi empat segmen besar. Masing-masing segmen dirancang tak hanya untuk memukau secara visual, tetapi juga menyampaikan narasi sejarah dan kearifan lokal kepada penonton.

  1. Dewi Anjani – Simbol Perempuan dan Alam
    Segmen pembuka membawa penonton menyelami kisah Dewi Anjani, tokoh mitologis yang diyakini sebagai Inen Gumi (ibu bumi) oleh masyarakat Lombok. Tokoh ini dihadirkan sebagai lambang kekuatan perempuan dan pelindung alam. Narasi ini juga menjadi refleksi semangat keberlanjutan dan kesadaran lingkungan dalam masyarakat NTB.
  2. Jejak Peradaban dan Kerajaan NTB
    Selanjutnya, pentas akan menampilkan jejak-jejak peradaban masa lampau. Mulai dari Kesultanan Samawa di Sumbawa, Kesultanan Mbojo di Bima, hingga kerajaan-kerajaan tua di Lombok Timur. Salah satu tokoh sentral yang diangkat adalah TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pahlawan nasional sekaligus pendiri organisasi Nahdlatul Wathan yang berperan besar dalam pendidikan dan dakwah Islam di NTB.
  3. Sultan Salahuddin dan Persatuan Mbojo-Dompu
    Segmentasi sejarah berlanjut dengan kisah Sultan Salahuddin dari Bima, tokoh penting dalam sejarah pembentukan wilayah Mbojo dan Dompu. Perjuangan Sultan Salahuddin memperkuat integrasi wilayah dalam bingkai NKRI menjadi pesan kuat yang ingin disampaikan ke generasi muda.
  4. Simbolisme Budaya dalam Artistik Tari
    Yang paling unik, pertunjukan ini akan mengeksplorasi simbol budaya NTB ke dalam bentuk gerak tari yang imajinatif. Misalnya, tembolak (tudung saji khas NTB) digunakan sebagai simbol perlindungan dan kekuatan, sementara kain tenun Tembe Nggoli dari Dompu dipakai sebagai elemen visual eksploratif yang memperkuat pesan estetika sekaligus identitas daerah.
Baca Juga :  FORNAS VIII 2025 di NTB Banjir Peserta, Tembus 15 Ribu!

Lalu Suryadi menyebut, bahwa pendekatan yang digunakan bukan hanya sekadar pentas tari biasa, melainkan bentuk pertunjukan drama tari teatrikal dengan unsur sinematografi, musik, dan storytelling.

“Ini bukan hanya tarian. Ada narasi sejarah yang disampaikan secara visual. Ada unsur teatrikal, ada musikalitas. Bisa disebut drama tari. Kita ingin menyampaikan sejarah dan budaya NTB secara utuh kepada penonton nasional dan internasional,” ungkap Lalu Surya.

Konsep ini dinilai efektif dalam menyampaikan identitas budaya lokal kepada khalayak luas. Dalam satu panggung, FORNAS VIII tidak hanya menampilkan hiburan, tapi juga edukasi sejarah dan warisan leluhur yang terlupakan.

Menjelang H-4 pembukaan, persiapan sudah memasuki tahap akhir. Menurut Lalu Suryadi, 92 persen elemen artistik dan teknis telah rampung, termasuk kostum, properti, tata cahaya, dan pengaturan blok panggung.

Beberapa kostum masih dalam tahap akhir produksi, namun tim produksi memastikan semuanya akan siap tepat waktu. “Kami tidak mau setengah-setengah. Ini akan jadi etalase budaya NTB ke panggung nasional. Semua harus sempurna,” tegas Lalu Suryadi.

Baca Juga :  Sumbawa Membludak! Jalan Sehat FORNAS 2025 Banjir Hadiah Umrah

Pertunjukan ini bukan sekadar unjuk kebolehan seni. Lebih dari itu, ini adalah panggung afirmasi bagi generasi muda NTB untuk tampil dan unjuk jati diri.

“Kami ingin menunjukkan bahwa generasi emas NTB itu ada. Mereka mampu bersaing dan menunjukkan identitas budaya kita dalam panggung nasional, bahkan dunia,” kata Lalu Suryadi dengan penuh semangat.

Di tengah keterbatasan waktu, para pelatih, seniman, dan tim produksi menunjukkan komitmen luar biasa untuk memberikan penampilan terbaik. Sebuah bukti nyata bahwa potensi lokal NTB sangat layak untuk diperhitungkan di level nasional.

FORNAS VIII bukan sekadar ajang olahraga masyarakat. Lebih dari itu, ia telah menjelma menjadi momentum kebangkitan budaya NTB. Penampilan pembukaan ini menjadi bukti bahwa seni dan sejarah bisa berpadu dalam bentuk yang atraktif, edukatif, dan menyentuh secara emosional.

Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pelajar hingga seniman profesional, pertunjukan pembukaan ini telah menjadi simbol kolaborasi lintas generasi dan lintas daerah. Sebuah panggung inklusif yang mengedepankan semangat gotong royong dan cinta terhadap budaya lokal.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *