Mataram, Jurnalekbis.com – Di tengah hiruk-pikuk perhelatan akbar Festival Olahraga Masyarakat Nasional Indonesia (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB), ada kisah inspiratif dari para relawan muda yang mendedikasikan waktu dan energinya untuk menyukseskan acara ini.
Salah satunya adalah Intan Nuraini, seorang mahasiswi berusia 22 tahun dari Fakultas Dakwah, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Mataram. Intan bukan hanya sekadar mahasiswa yang tengah menjalani Kuliah Kerja Partisipatif (KKP), tetapi juga seorang volunteer media FORNAS yang bersemangat, meliput setiap momen, dan menemukan pengalaman tak terlupakan, termasuk menyaksikan pertunjukan Barongsai untuk pertama kalinya.
Di era digital ini, informasi mengalir begitu cepat, dan peran jurnalis semakin vital. Intan Nuraini, dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan jurnalistik, menemukan panggilan yang selaras dengan minatnya di FORNAS VII.
“Saya kuliah dan kebetulan saya sedang Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Mataram,” ungkap Intan saat ditemui di sela-sela kesibukannya. Kamis (31/7).
Keikutsertaan Intan dalam FORNAS bermula dari sebuah informasi yang ia terima melalui grup kampusnya. Sebagai mahasiswa yang aktif di bidang jurnalistik di kampus, kabar mengenai perekrutan volunteer media FORNAS menarik perhatiannya.
“Kalau ikut FORNAS ini saya tahu karena kami punya grup di kampus, kebetulan saya jurusan komunikasi bidang Jurnalis di kampus, jadi dikirimin info. Terus iseng-iseng ikut karena lagi KKP, tapi ini lolos jadi ikut,” jelasnya dengan antusias.
Keputusan Intan untuk bergabung sebagai volunteer media bukan tanpa alasan. Selain sebagai bagian dari tugas KKP, ia melihat FORNAS sebagai platform ideal untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah, sekaligus memperkaya portofolio dan pengalaman praktisnya di dunia media. Ini adalah kesempatan emas untuk merasakan langsung bagaimana sebuah event berskala nasional diorganisir dan bagaimana peran media begitu krusial dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.
FORNAS VIII NTB adalah acara besar yang melibatkan ribuan peserta dan puluhan cabang olahraga rekreasi. Untuk memastikan liputan yang maksimal dan efisien, panitia FORNAS menerapkan strategi penempatan volunteer media yang terstruktur. Intan menjelaskan, “Satu venue itu satu volunteer yang disebar, jadi tidak numpuk di satu tempat.”

Intan sendiri ditugaskan di venue PMKI (Perhimpunan Masyarakat Kebugaran Indonesia) dan PLBSI (Persatuan Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia). Penugasan ini menempatkannya di jantung salah satu cabang olahraga rekreasi yang paling menarik perhatian. Selama acara berlangsung, Intan stay di venue tersebut, memastikan setiap momen penting terabadikan dan menjadi bahan berita yang menarik. Pembagian tugas yang jelas ini juga memungkinkan para volunteer untuk lebih mendalami dinamika di venue mereka masing-masing, sehingga menghasilkan liputan yang lebih mendalam dan spesifik.
Bagi banyak mahasiswa, menjadi volunteer seringkali diidentikkan dengan pengalaman tanpa bayaran. Namun, Intan memandang peran ini jauh melampaui sekadar materi. “Setelah ikut volunteer, pengalaman banyak, kenalan dan pengalaman baru, jadi tidak diam-diam saja, jadi kita banyak kegiatan,” tuturnya.
Dalam perannya sebagai volunteer media, Intan bertanggung jawab atas dokumentasi kegiatan, seperti foto-foto, video, dan mencari berita. Ini berarti ia harus selalu siap dengan kamera, mata yang jeli untuk momen-momen menarik, dan kemampuan untuk merangkai kata menjadi sebuah laporan berita yang informatif. Fleksibilitas juga menjadi kunci.
“Untuk waktu kerjanya, sebelumnya kita konsultasi dulu kepada penanggung jawabnya, terus nanti dikabarin terkait waktunya,” jelas Intan.
Intan jugas memastikan tugas-tugas terlaksana sesuai jadwal acara. “Jadi sebelum acara berlangsung, kita sudah ada di lokasi dan waktunya tergantung acara tersebut selesai,” tambahnya.
Di antara semua pengalaman dan kesibukan meliput FORNAS, ada satu momen yang paling membekas di hati Intan. “Pengalaman yang paling berkesan dalam kegiatan FORNAS ini, saya bisa lihat langsung Barongsai, karena saya pertama kali melihat Barongsai,” ucapnya.
Sebagai volunteer di venue PLBSI, Intan memiliki kesempatan istimewa untuk menyaksikan pertunjukan Barongsai dari dekat. Bagi banyak orang, Barongsai adalah tarian tradisional Tiongkok yang memukau, penuh energi, dan sarat makna budaya. Namun, bagi Intan, ini adalah pengalaman yang benar-benar baru dan mendalam. “Ternyata sangat seru, asyik, dan menyenangkan,” kesan Intan.
Momen ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah pencerahan budaya bagi Intan. Melalui lensa kameranya, ia tidak hanya merekam gerakan-gerakan akrobatik dan ekspresi wajah para penari, tetapi juga merasakan semangat dan gairah yang terpancar dari setiap pertunjukan. Ini adalah pengingat bahwa di balik tugas jurnalistik yang profesional, ada ruang untuk kekaguman pribadi dan penemuan hal-hal baru yang memperkaya jiwa. Pengalaman ini juga menunjukkan bahwa menjadi seorang jurnalis atau volunteer media tidak hanya tentang meliput berita, tetapi juga tentang menjadi saksi dan bagian dari cerita-cerita luar biasa yang terjadi di sekitar kita.