Lombok Barat, Jurnalekbis.com– Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal secara resmi membuka International Conference on Advanced Technologies in Energy and Informatics (ICATEI) 2025, Konferensi ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi menuju energi baru terbarukan (EBT), khususnya di kawasan timur Indonesia.
Kegiatan yang digelar Institut Teknologi PLN (ITPLN) bersama PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) ini dihadiri oleh General Manager PLN UIW NTB Sri Heny Purwanti, Rektor ITPLN Prof. Iwa Garniwa, serta berbagai tamu VIP dari kalangan akademisi, industri, dan mitra internasional. ICATEI 2025 berlangsung selama dua hari, 22–23 Oktober, dengan fokus pada pengembangan inovasi energi hijau dan teknologi informatika berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa Lombok dan Sumbawa memiliki potensi besar untuk menjadi pusat energi hijau di kawasan Bali–Nusra. Ia menyoroti keberadaan 77 bendungan dan lebih dari 400 pulau satelit di NTB yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya (PLTS).
“Provinsi ini memiliki bendungan terbanyak di Indonesia, namun baru sekitar 20 persen yang dimanfaatkan untuk energi terbarukan. Selain itu, ratusan pulau kecil di sekitar Lombok dan Sumbawa bisa menjadi basis pengembangan tenaga surya yang berdaya besar,” ujar Iqbal. Kamis (23/10).
Iqbal juga menyinggung soal meningkatnya permintaan energi di NTB yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini, menurutnya, membuka peluang besar bagi investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi bersih.
“Ke depan, kita akan membangun satu ekosistem energi terpadu Bali–Lombok–Sumbawa, yang saling melengkapi antara sisi demand dan supply,” tambahnya.
Sementara itu, General Manager PLN UIW NTB Sri Heny Purwanti menegaskan komitmen PLN untuk mendukung penuh visi pemerintah provinsi dalam menciptakan ekosistem energi hijau dan berkelanjutan.
“PLN siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah. Kami terus memperkuat infrastruktur kelistrikan, mendorong investasi energi baru terbarukan, dan memastikan keandalan pasokan listrik di seluruh NTB,” ujarnya.
Menurut Heny, keberadaan forum ICATEI menjadi bukti nyata kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah untuk mempercepat transformasi energi nasional. Ia juga menilai NTB memiliki peran penting dalam memperluas kontribusi Indonesia terhadap transisi energi global.
Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menyampaikan bahwa ICATEI berperan dalam mengakselerasi riset dan inovasi energi berbasis kebutuhan lapangan. Melalui forum ini, ITPLN berkomitmen memperkuat kapasitas riset, kurikulum, dan kolaborasi akademik internasional di bidang energi dan teknologi informasi.
“Kami ingin menjadikan ICATEI sebagai wadah berbagi hasil riset terbaru, serta menjembatani sinergi antara dunia akademik dan industri,” jelas Iwa.
Konferensi ini menjadi momentum penting bagi NTB untuk menunjukkan diri sebagai laboratorium energi hijau Indonesia Timur. Di tengah dorongan global menuju net zero emission, ICATEI 2025 diharapkan mampu melahirkan inovasi, kemitraan, dan investasi baru yang berkelanjutan — sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi energi dunia.
