Mataram, Jurnalekbis.com – Perum Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) mempercepat distribusi bantuan pangan (Banpang) berupa beras 20 kilogram dan minyak goreng 4 liter kepada masyarakat penerima manfaat. Langkah ini dilakukan untuk memastikan warga memiliki cadangan pangan yang cukup saat wilayah NTB mulai memasuki musim hujan dan potensi cuaca ekstrem semakin meningkat.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Mara Kamin Siregar, turun langsung ke lapangan bersama jajaran untuk memastikan percepatan distribusi berjalan lancar tanpa hambatan. Ia menyatakan percepatan ini penting untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang sulit diprediksi.
“Kita berharap distribusi Banpang ini bisa sampai secepatnya kepada nama-nama penerima yang sudah terdaftar. Karena ini musim hujan, kita tidak tahu perubahan cuaca akan seperti apa. Masyarakat harus memiliki cadangan pangan,” ujarnya.
Bulog NTB menargetkan pendistribusian Banpang untuk jatah Oktober–November dapat tuntas pada awal Desember. Berdasarkan data Kementerian Sosial melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nomor (DTSN), jumlah penerima bantuan pangan periode terbaru mencapai 521.185 orang. Angka ini meningkat 9.804 penerima dibanding periode Juni–Juli 2025 yang berjumlah 511.381 orang.
Beberapa daerah mengalami kenaikan signifikan, antara lain Kabupaten Lombok Timur yang bertambah 2.601 penerima, Kabupaten Lombok Utara yang naik 3.396 penerima, serta Kabupaten Bima dengan tambahan 1.067 penerima. Peningkatan juga terjadi di Dompu, Lombok Barat, Sumbawa, Sumbawa Barat, Kota Bima, serta wilayah padat seperti Kota Mataram (31.046 penerima) dan Lombok Tengah (116.428 penerima).
Di sisi lain, distribusi bantuan pangan menjadi sorotan nasional setelah viralnya video aksi penjarahan di Gudang Bulog Sarudik, Sibolga, Sumatera Utara. Peristiwa itu terjadi saat banjir besar melanda wilayah tersebut hingga memutus akses logistik selama beberapa hari. Dalam video yang beredar, massa terlihat menyerbu gudang dan membawa keluar stok beras serta minyak goreng.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa kejadian tersebut bukan tindak kriminal murni, melainkan situasi darurat akibat bencana yang membuat warga terputus akses pangannya.
“Kami memahami bahwa masyarakat Sibolga dan Tapanuli Tengah sedang menghadapi situasi darurat akibat bencana yang memutus akses pangan. Fokus utama kami adalah memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi melalui koordinasi kebijakan yang tepat,” kata Rizal dalam keterangan resmi, Senin (1/12).
Pria yang pernah menjabat sebagai Danrem 162/Wira Bhakti itu menambahkan Bulog tengah berkoordinasi intens dengan Pemerintah Daerah, Badan Pangan Nasional, TNI, Polri, serta berbagai instansi lainnya untuk memulihkan distribusi pangan di wilayah terdampak banjir.
“Upaya ini ditempuh demi menjaga stabilitas pasokan sekaligus keamanan lingkungan di daerah terdampak bencana,” ujarnya.
Melihat kondisi nasional tersebut, Bulog NTB mengambil langkah antisipatif agar situasi serupa tidak terjadi di NTB. Percepatan distribusi dilakukan untuk mengurangi kerentanan warga, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor.
Bulog NTB juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah serta aparat keamanan demi memastikan distribusi Banpang berlangsung tertib, tepat sasaran, dan tidak terganggu cuaca ekstrem.
Dengan jumlah penerima yang terus meningkat, percepatan distribusi dianggap penting untuk menjaga stabilitas sosial di tengah ancaman cuaca buruk. Bulog NTB menyatakan telah menyiapkan logistik dan armada yang cukup untuk memastikan seluruh bantuan tiba tepat waktu.












