Mataram, Jurnalekbis.com— Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan revitalisasi Rumah Produksi Balai Kemasan Produk Daerah sebagai upaya memperkuat daya saing UMKM lokal melalui peningkatan kualitas kemasan, manajemen, dan keberlanjutan produksi. Peresmian ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah daerah dalam mendorong UMKM naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas, termasuk nasional.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Moh. Faozal, menegaskan bahwa revitalisasi balai kemasan tidak hanya berfokus pada pembaruan mesin, tetapi juga pada kenyamanan dan semangat kerja para tenaga operasional. Ia menilai lingkungan kerja yang baik akan berdampak langsung pada produktivitas dan kualitas hasil produksi.
“Anak-anak yang bekerja di dalam ini harus disiapkan tempat yang lebih nyaman. Ini panas. Mereka harus bekerja di suasana yang nyaman supaya semangat dan kinerjanya semakin baik,” ujar Faozal saat meninjau langsung fasilitas balai kemasan. Rabu (24/12).

Menurutnya, fasilitas dan mesin yang tersedia di balai kemasan bukanlah aset murah, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara profesional dan optimal. Ia menekankan bahwa keberadaan balai kemasan ini merupakan salah satu solusi atas persoalan klasik UMKM, yakni keberlanjutan produksi dan tata kelola usaha.
“UMKM itu salah satu PR terbesarnya soal sustainability produksi dan manajemen. Produksi tidak boleh musiman. Bisnis orientasinya untung, dan supaya untung, mereka harus dibina agar produknya menyentuh pasar. Salah satu kuncinya adalah kemasan,” katanya.
Faozal mencontohkan merek besar seperti Kopi Kapal Api yang mampu bertahan dan berkembang karena kekuatan branding dan kemasan yang baik. Ia menegaskan, penguatan kemasan UMKM NTB tidak bisa dilakukan oleh satu dinas saja, melainkan harus melibatkan lintas sektor, termasuk Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, menjelaskan bahwa Balai Kemasan ini memiliki sejarah panjang dan baru diresmikan setelah seluruh sistem dan sumber daya siap beroperasi. Balai tersebut pertama kali diresmikan pada masa Gubernur TGB, kemudian direvitalisasi melalui usulan ke Kementerian Perindustrian pada 2023 dan mulai dibangun pada 2024.
“Kami resmikan di 2025 karena ingin memastikan semuanya sudah berjalan, SDM lokal menguasai mesin, dan operasionalnya stabil,” ujar Nuryanti.
Ia menyebutkan, Balai Kemasan NTB kini dilengkapi lebih dari 20 unit mesin, mulai dari desain grafis, pencetakan kardus, pembuatan pouch full color, hingga mesin kemasan steril dan higienis. Fasilitas ini memungkinkan UMKM memproduksi kemasan berkualitas tinggi, termasuk untuk kebutuhan ekspor seperti kerajinan dan produk agro-maritim.
Selain mesin, transformasi SDM menjadi fokus utama. Keterbatasan anggaran membuat pihaknya memberdayakan tenaga non-ASN seperti petugas keamanan dan tenaga layanan untuk dilatih mengoperasikan mesin. “Skill mereka tidak kalah, hanya butuh waktu dan kesabaran,” kata Nuryanti.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Dinas Perindustrian NTB juga memberikan layanan promosi kemasan gratis kepada 300 IKM dalam rangka HUT NTB. Program ini diharapkan mampu mendorong UMKM lebih percaya diri memasarkan produknya dengan standar kemasan global.
“Jangan takut memulai usaha. Kami siap mendampingi dari uji pasar sampai produksi awal. Kemasan adalah kunci agar produk lokal NTB bisa bersaing,” pungkasnya.












