Jurnalekbis.com – Drone atau pesawat tanpa awak menjadi salah satu inovasi teknologi militer yang terus berkembang pesat. Salah satu produk yang menarik perhatian dunia adalah Shahed-136, drone buatan Iran yang kini menjadi sorotan karena keunggulannya dalam peperangan modern. Artikel ini akan membahas detail spesifikasi, keunggulan, dan bagaimana drone ini memengaruhi dinamika geopolitik global.
Apa Itu Drone Shahed-136?
Shahed-136 adalah drone kamikaze atau loitering munition buatan Iran yang dirancang untuk menyerang target dengan akurasi tinggi. Drone ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020 dan telah digunakan dalam berbagai konflik, termasuk di Timur Tengah dan Ukraina. Shahed-136 memiliki kemampuan untuk terbang dalam jarak jauh, menjadikannya senjata efektif untuk menyerang infrastruktur vital musuh.
Spesifikasi Teknis Drone Shahed-136
Berikut adalah spesifikasi utama dari Shahed-136:
- Desain: ini memiliki bentuk seperti delta wing (sayap delta) dengan ekor V.
- Panjang: Sekitar 3,5 meter.
- Bentang Sayap: Sekitar 2,5 meter.
- Berat: Diperkirakan sekitar 200 kg.
- Hulu Ledak: Mengangkut muatan peledak hingga 50 kg.
- Kecepatan Maksimum: 185 km/jam.
- Jarak Tempuh: Hingga 2.500 km.
- Sistem Navigasi: GPS dan sistem pemandu inersia.
Keunggulan Shahed-136 Dibandingkan Drone Lain
- Biaya Produksi Rendah
Salah satu alasan Shahed-136 populer adalah biayanya yang relatif murah dibandingkan dengan drone kamikaze lainnya. Hal ini memungkinkan Iran atau negara sekutu mereka untuk memproduksi dalam jumlah besar tanpa membebani anggaran militer. - Jarak Jangkauan yang Luar Biasa
Dengan kemampuan menempuh jarak hingga 2.500 km, Shahed-136 dapat menyerang target jauh dari wilayah operasional, menjadikannya senjata strategis dalam konflik lintas batas. - Desain Stealth
Drone ini memiliki desain yang meminimalkan deteksi radar, sehingga mempersulit sistem pertahanan udara musuh untuk mendeteksinya sebelum terlambat. - Kemampuan Kamikaze
Shahed-136 dirancang sebagai drone kamikaze, artinya ia langsung menabrakkan diri ke target setelah mendeteksi lokasi sasaran, memberikan daya rusak maksimal dengan presisi tinggi. - Navigasi Mandiri
Drone ini menggunakan kombinasi GPS dan sistem pemandu inersia, memungkinkan operasi otonom tanpa perlu dikendalikan secara langsung setelah diluncurkan. - Efisiensi Operasional
Shahed-136 dapat diluncurkan dari platform bergerak seperti truk, meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas operasional di medan perang.
Penggunaan dalam Konflik Global

Shahed-136 telah digunakan secara luas dalam berbagai konflik, termasuk:
- Perang Yaman
Drone ini digunakan oleh kelompok Houthi untuk menyerang target Saudi Arabia, termasuk fasilitas minyak. - Konflik Ukraina-Rusia
Shahed-136 dilaporkan digunakan oleh Rusia dengan nama Geran-2 dalam serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina, menyebabkan kerusakan signifikan pada jaringan listrik negara tersebut. - Konflik di Timur Tengah
Iran dan sekutu-sekutunya menggunakan Shahed-136 untuk memperkuat dominasi regional mereka dengan menyerang target strategis musuh.
Dampak Strategis Drone Shahed-136
Penggunaan Shahed-136 memiliki dampak signifikan terhadap strategi militer modern:
- Efisiensi Perang Asimetris: Shahed-136 memberikan keunggulan kepada pihak yang memiliki sumber daya terbatas untuk menghadapi kekuatan militer besar.
- Tekanan terhadap Sistem Pertahanan Udara: Banyak negara kini menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan sistem pertahanan udara yang efektif untuk menghadapi ancaman peasawat tanpa awak ini murah namun mematikan seperti Shahed-136.
- Pengaruh Geopolitik Iran: Dengan ekspor teknologi seperti Shahed-136, Iran memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam teknologi militer global.
Kritik dan Kelemahan
Meski memiliki banyak keunggulan, Shahed-136 tidak luput dari kritik:
- Kerentanan terhadap Serangan Elektronik: Sistem navigasi teknologi ini dapat terganggu oleh jamming GPS, sehingga mengurangi efektivitasnya.
- Presisi Terbatas: Dibandingkan teknologi canggih dari negara-negara Barat, Shahed-136 memiliki presisi yang lebih rendah.