BisnisEkonomi

Antrean Sapi Menumpuk, Gubernur NTB Telepon Gubernur Bali

×

Antrean Sapi Menumpuk, Gubernur NTB Telepon Gubernur Bali

Sebarkan artikel ini
Antrean Sapi Menumpuk, Gubernur NTB Telepon Gubernur Bali
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, terkait menangani persoalan mendesak di sektor peternakan. Dalam sebuah langkah cepat dan strategis, Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal ini langsung menghubungi Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk mengurai antrean truk sapi yang akan dikirim ke wilayah Jabodetabek melalui Pelabuhan Gili Mas dan Lembar, Lombok Barat.

Langkah ini muncul sebagai respons terhadap antrean panjang truk pengangkut sapi di pelabuhan, yang dikhawatirkan berdampak pada kesehatan hewan dan potensi kerugian ekonomi bagi peternak lokal. Dalam waktu singkat, kedua kepala daerah berhasil mencapai kesepakatan penting: memberikan izin bagi truk pengangkut sapi dari NTB untuk melintasi daratan Pulau Bali menuju Pulau Jawa.

Situasi mendesak di pelabuhan-pelabuhan utama NTB telah lama menjadi perhatian, khususnya menjelang Iduladha dan periode peningkatan permintaan daging sapi nasional. Dengan antrean panjang mencapai puluhan truk, risiko penurunan kualitas sapi akibat stres dan minimnya ruang gerak menjadi semakin nyata.

“Kami sudah siapkan kapal ferry-nya. Hanya saja, butuh izin untuk truk kami agar bisa melintas di daratan Bali. Untuk menjaga ketertiban dan tidak mengganggu lalu lintas di sana, kami pastikan truk-truk sapi akan melintas pada malam hari,” ujar Gubernur Iqbal dalam pernyataannya, Rabu (23/04).

Baca Juga :  YS Coffee Tawarkan Robusta Premium Harga Merakyat

Langkah tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Bali. Dalam waktu hanya satu jam setelah komunikasi antara dua gubernur, Dinas Perhubungan Provinsi Bali mengeluarkan surat keputusan resmi yang mengizinkan perlintasan tersebut. Izin ini menjadi terobosan penting dalam sejarah distribusi sapi NTB ke Pulau Jawa.

Langkah diplomasi cepat antara NTB dan Bali ini merupakan contoh sinergi antar daerah dalam mengatasi permasalahan logistik nasional. Bukan hanya menyelesaikan antrean pengiriman, kebijakan ini juga mempertegas posisi NTB sebagai salah satu lumbung sapi terbesar nasional.

Menurut data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, populasi sapi di wilayah ini mencapai lebih dari 1,4 juta ekor per 2024. NTB rutin menyuplai ribuan ekor sapi ke wilayah Jabodetabek, terutama saat momentum permintaan tinggi seperti Ramadan dan Iduladha.

Dengan izin melintasi Bali, jalur distribusi menjadi lebih fleksibel. Selama ini, pengiriman sapi NTB bergantung pada rute laut langsung ke Pulau Jawa. Namun, keterbatasan armada dan cuaca ekstrem sering menjadi kendala utama. Kini, perlintasan melalui darat Bali membuka alternatif strategis baru yang bisa dioptimalkan.

Baca Juga :  NTB Catat Ekonomi Positif Awal 2025, Hilirisasi Jadi Tumpuan

Miq Iqbal menegaskan, segala aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali akan dipatuhi sepenuhnya oleh pihak NTB. “Kami akan pastikan para peternak dan sopir truk memahami aturan main di Bali. Koordinasi lintas instansi juga akan ditingkatkan untuk menjaga ketertiban dan kebersihan selama perlintasan,” ujar Gubernur NTB.

Gubernur juga menekankan bahwa waktu perlintasan akan diatur secara ketat. Truk sapi hanya akan melintasi Bali pada malam hari, guna menghindari kemacetan dan gangguan terhadap aktivitas warga lokal. Rute yang dilalui pun sudah dikoordinasikan dengan pihak Dishub Bali dan Polda Bali untuk memastikan kelancaran.

Langkah cepat ini disambut antusias oleh kalangan peternak dan pelaku usaha pengiriman ternak. Salah satu peternak asal Lombok Tengah, Zainuddin, menyampaikan rasa syukurnya atas solusi ini.

“Ini kabar baik sekali. Kalau antrean terlalu lama, sapi bisa stres dan kurus. Kerugiannya besar buat kami. Terima kasih kepada Pak Gubernur yang turun langsung urus masalah ini,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini pengiriman sapi sering terkendala oleh terbatasnya jadwal kapal dan antrean di pelabuhan. Dengan terbukanya rute darat melalui Bali, proses distribusi bisa menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

Baca Juga :  Gempa Tak Goyahkan Pasokan Energi Pertamina di Dompu

Selain membantu para peternak, kebijakan ini juga berpotensi memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. Distribusi sapi yang lebih lancar berarti pasokan daging sapi ke pasar Jabodetabek bisa lebih stabil, sehingga turut menekan potensi kenaikan harga di tingkat konsumen.

Dari sisi daerah, perbaikan rantai logistik ini bisa mendorong pendapatan daerah melalui sektor transportasi, perdagangan, dan peternakan. Gubernur NTB menyampaikan, pihaknya akan terus mencari solusi inovatif dan bersinergi dengan daerah lain untuk memastikan pembangunan sektor peternakan berjalan berkelanjutan.

Langkah ini juga sejalan dengan visi jangka panjang Pemerintah Provinsi NTB untuk menjadi sentra ternak nasional. Dengan iklim tropis yang mendukung, lahan yang luas, serta tradisi beternak masyarakat yang kuat, NTB memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi pusat produksi sapi Indonesia.

Sebagai informasi, NTB menyuplai lebih dari 30% kebutuhan sapi potong nasional dari kawasan timur Indonesia. Oleh karena itu, efisiensi dalam distribusi sangat vital agar hasil peternakan bisa sampai ke konsumen dalam kondisi prima dan harga tetap terjangkau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *