[ytplayer id='15931']
EkonomiNews

30 HST, Warga Binaan Lapas Intensif Rawat Cabai di Lahan SAE

×

30 HST, Warga Binaan Lapas Intensif Rawat Cabai di Lahan SAE

Sebarkan artikel ini
30 HST, Warga Binaan Lapas Intensif Rawat Cabai di Lahan SAE
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Memasuki usia 30 Hari Setelah Tanam (HST), warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat kembali melakukan pemupukan lanjutan pada tanaman cabai yang dibudidayakan di Lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), Senin (4/8). Kegiatan pemupukan ini dilakukan pada sekitar 800 hingga 1.000 batang tanaman cabai, menggunakan dua jenis pupuk yaitu Ultradap dan KNO3 merah.

Pemupukan kedua ini menjadi bagian penting dalam rangkaian perawatan tanaman cabai yang ditanam oleh warga binaan. Pupuk Ultradap diketahui kaya akan fosfor dan nitrogen yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar serta pembentukan bunga. Sementara itu, pupuk KNO3 merah (kalium nitrat) berperan penting dalam memperkuat batang, mempercepat pembentukan buah, dan meningkatkan kualitas hasil panen.

Baca Juga :  Pemprov NTB Fasilitasi Pemulangan Jenazah Juliana Marins ke Brasil

Lahan SAE ini memanfaatkan area brandgang di dalam lingkungan Lapas, dengan luasan sekitar 25 are yang dimaksimalkan sebagai lahan pertanian produktif. Optimalisasi area ini menjadi salah satu strategi Lapas Lombok Barat dalam mendukung program pembinaan kemandirian berbasis pertanian.

Kalapas Lombok Barat, M. Fadli, menyampaikan bahwa kegiatan pertanian di lahan SAE menjadi sarana pembinaan sekaligus pemberdayaan keterampilan bagi warga binaan.

“Kami terus mendorong pembinaan kemandirian yang produktif dan bermanfaat. Pemupukan ini merupakan bagian dari proses belajar dan praktik nyata warga binaan dalam bidang pertanian,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pertanian di Lapas bukan sekadar kegiatan pengisi waktu, tetapi bagian dari pembinaan yang terstruktur. “Kami ingin menciptakan lingkungan pembinaan yang produktif dan berkelanjutan. Melalui kegiatan pertanian seperti ini, warga binaan tidak hanya bekerja, tapi juga belajar dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang bermanfaat,” ujarnya.

Baca Juga :  PLN NTB Raih Penghargaan Indonesia Green Awards 2025

Sementara itu, Kasi Kegiatan Kerja Lapas Lombok Barat melalui Kasubsi Sarana Kerja, Abdul Hamid, menjelaskan bahwa pemupukan kedua dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap kebutuhan nutrisi tanaman setelah satu bulan masa tanam.

“Kami menggunakan pupuk Ultradap untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan perakaran tanaman. Sedangkan KNO3 merah untuk memperkuat batang dan mendukung pembentukan buah, agar nantinya hasil panen lebih optimal,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa proses pemupukan dilakukan dengan teknik larut air dan disiramkan langsung ke area perakaran tanaman agar lebih cepat diserap oleh akar. Abdul Hamid menyebutkan, saat ini sebanyak 10 orang warga binaan secara aktif diberdayakan dalam kegiatan pertanian di Lahan SAE sebagai bagian dari program pembinaan kerja.

Baca Juga :  Lezatnya Gulai Bebek Kuripan: Sensasi Kuliner Khas Lombok Barat

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Lapas Lombok Barat dalam mengembangkan program pertanian produktif, yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga memberi keterampilan baru bagi warga binaan dalam menghadapi masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *