Hukrim

Keluarga Brigadir Esco Tegas: Bukan Bunuh Diri, Ini Pembunuhan!

×

Keluarga Brigadir Esco Tegas: Bukan Bunuh Diri, Ini Pembunuhan!

Sebarkan artikel ini
Keluarga Brigadir Esco Tegas: Bukan Bunuh Diri, Ini Pembunuhan!
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Keluarga almarhum Brigadir Esco menolak anggapan bahwa kematian anggota polisi tersebut akibat bunuh diri. Ayah korban, Syamsul Herawadi, menegaskan bahwa kondisi jenazah putranya menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan, sehingga ia meyakini anaknya tewas akibat pembunuhan.

“Sudah jelas motifnya, ini pembunuhan, bukan bunuh diri. Orang bodoh saja bisa tahu kalau ini bukan bunuh diri,” kata Syamsul saat ditemui usai memberikan keterangan kepada penyidik, Kamis (4/9/2025).

Syamsul menceritakan pengalaman memilukan ketika pertama kali melihat jasad anaknya di ruang otopsi. Ia sempat diperbolehkan masuk bersama keluarga dekat untuk melihat kondisi jenazah.

“Saya lihat wajahnya sudah tidak ada, tinggal tengkorak. Saya tidak kuat, kepala pusing, napas sesak. Saya jujur tidak mampu berdiri, tapi saya harus terima kondisi anak saya,” ujarnya dengan suara bergetar.

Baca Juga :  Enam Pelaku Pengeroyokan Dibekuk Polisi, 4 Diantaranya Anak Dibawah Umur

Menurut keterangan keluarga, terdapat sejumlah kejanggalan yang ditemukan penyidik dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) kedua. Barang bukti tambahan yang ditemukan antara lain bercak darah pada handuk korban dan di beberapa ruangan rumah almarhum.

“Kenapa ada bercak darah di ruangan-ruangan itu? Feeling saya mengatakan di situ tempat eksekusi. Bahkan anjing pelacak waktu olah TKP kedua selalu mengarah ke rumah dan ruangan itu,” ungkap Syamsul.

Kuasa hukum keluarga korban, Dr. Lalu Anton Hariawan, menilai sudah ada bukti permulaan yang cukup untuk menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan. Ia mendesak penyidik segera menetapkan tersangka.

“Kalau melihat hasil rilis penyidik, hilangnya nyawa almarhum akibat benda tumpul. Artinya sudah ada perbuatan melawan hukum. Itu cukup sebagai dasar menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan,” kata Anton.

Baca Juga :  Viral Dua Gadis Saling Jambak, Ternyata Ini Motifnya

Pihak kuasa hukum juga meminta agar handphone korban segera diekstrak untuk mengetahui komunikasi terakhir sebelum kejadian. Tidak hanya milik almarhum, tetapi juga ponsel orang-orang di sekitarnya yang diduga berhubungan dengan korban sebelum meninggal.

“Siapa terakhir kali yang berkomunikasi dengan almarhum? Itu bisa dilihat dari hasil ekstraksi HP. Makanya kami minta semua HP yang terkait disita dan diperiksa. Kalau sudah masuk penyidikan, kan ada dasar penyitaan,” tegas Anton.

Anton juga mengungkapkan adanya kejanggalan sebelum jasad Brigadir Esco ditemukan. Beberapa saksi menyebut ada yang menanyakan keberadaan almarhum melalui pesan WhatsApp beberapa hari sebelumnya, namun baru ditindaklanjuti setelah jenazah ditemukan.

“Tidak mungkin jenazah sudah beberapa hari di TKP tapi tetangga tidak tahu. Itu jelas janggal. Karena itu, semua informasi dan keterangan saksi akan kami kawal agar kasus ini terang benderang,” tambahnya.

Baca Juga :  Polres Lombok Tengah Kembalikan Barang Bukti Hasil Kejahatan Curanmor dan Curat Kepada Pemiliknya

Keluarga besar Brigadir Esco kini berharap penyidik bergerak cepat. Mereka mendesak agar proses hukum tidak berhenti di tahap penyelidikan.

“Kami minta kepolisian segera naikkan kasus ini ke tahap penyidikan. Semua orang yang tahu tapi tidak melapor juga harus diproses sesuai hukum,” kata Anton.

Kematian Brigadir Esco masih menyisakan misteri. Pihak keluarga menegaskan tidak akan berhenti mencari keadilan hingga penyebab sebenarnya terungkap dan pelaku dihukum sesuai perbuatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *