jurnalekbis.com/tag/jakarta/">Jakarta, Jurnalekbis.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik langkah pemerintah melalui Menteri Keuangan yang memindahkan sebagian dana dari pembangunan ke likuiditas perbankan. Menurutnya, kebijakan tersebut akan memperkuat upaya BI dalam menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami juga menyambut baik ke Pak Menteri Keuangan memindahkan dana dari bangunisa ke likuiditas perbankan. Itu pandangan kami memperkuat injeksi likuiditas yang kami sudah lakukan,” ujar Perry dalam keterangan pers, Selasa (…).
Perry merinci bahwa BI sejauh ini telah melakukan serangkaian langkah injeksi likuiditas dalam jumlah besar. Antara lain, penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan atau SRPI yang menambah likuiditas sebesar Rp200 triliun, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) Rp217 triliun, serta pemberian insentif likuiditas hingga Rp384 triliun.
Langkah-langkah tersebut, kata Perry, merupakan bagian dari bauran kebijakan moneter BI yang diarahkan untuk mendukung stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi. “Oleh karena itu, kenapa yang terus perlu dilakukan adalah kami menyambut baik juga program-program pemerintah yang barusan diumumkan,” lanjut Perry.
Ia menegaskan, program pemerintah, termasuk rencana ekspansi kebijakan fiskal, menjadi sinergi penting bersama kebijakan moneter untuk menstimulus sektor riil. Dampaknya, sektor-sektor produktif bisa tumbuh lebih cepat, tenaga kerja terserap lebih luas, dan pada akhirnya meningkatkan permintaan kredit perbankan.

“Kebijakan fiskal yang ekspansif akan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi sektorial, meningkatkan dunia usaha, dan ujungnya akan juga mendorong permintaan kredit,” ucapnya.
Pernyataan Perry tersebut sekaligus menjawab pertanyaan terakhir dari salah satu jurnalis terkait bagaimana BI melihat arah kebijakan pemerintah. Ia menegaskan, koordinasi antara BI dan Kementerian Keuangan menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi.
Likuiditas Perbankan Jadi Fokus
Menurut catatan BI, injeksi likuiditas terus dilakukan agar perbankan memiliki ruang lebih longgar untuk menyalurkan kredit. Likuiditas perbankan yang kuat diyakini mampu menopang aktivitas ekonomi, khususnya di tengah tantangan global yang masih tinggi.
“Dengan dukungan likuiditas yang cukup, perbankan tidak hanya lebih sehat, tetapi juga punya kemampuan lebih besar untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif,” kata Perry.
Dorongan bagi Dunia Usaha
BI menilai sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal akan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi dunia usaha. Rencana ekspansi fiskal yang digulirkan pemerintah, seperti belanja infrastruktur dan dukungan sektor prioritas, akan memberikan multiplier effect ke banyak sektor.
Dengan meningkatnya aktivitas usaha, permintaan kredit diyakini turut terkerek. Hal ini diharapkan menjadi siklus positif yang memperkuat pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Sinergi Kebijakan
Perry menegaskan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, termasuk dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Tujuannya, memastikan bauran kebijakan moneter dan fiskal sejalan dengan upaya menjaga stabilitas keuangan, inflasi, dan nilai tukar rupiah.
“Sinergi ini harus terus dijaga agar pertumbuhan ekonomi tetap kuat, stabilitas terpelihara, dan sektor keuangan mampu mendukung dunia usaha,” pungkasnya.
