Mataram, Jurnalekbis.com– Bank Indonesia (BI) terus memperluas transformasi digital melalui kegiatan QRIS Jelajah Balinusra. Setelah digelar di Bali, kini sembilan tim terbaik dari Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) hadir di Lombok untuk melanjutkan petualangan sekaligus menjalankan misi memperkuat inklusi keuangan daerah.
Kegiatan ini menempatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan, terutama dalam mendorong adopsi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di berbagai sektor ekonomi. BI menilai keterlibatan anak muda sangat penting karena mereka dinilai adaptif terhadap teknologi digital sekaligus mampu menularkan kebiasaan baru dalam bertransaksi nontunai.
Salah satu fokus utama kegiatan di Lombok adalah pemanfaatan QRIS untuk pengembangan desa wisata serta penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pembayaran berbasis QR, masyarakat desa wisata dapat melayani wisatawan lebih cepat, praktis, dan aman. Di sisi lain, UMKM mampu memperluas akses pasar tanpa terkendala keterbatasan transaksi tunai.
BI menyebut, pemanfaatan QRIS akan memberikan dampak ganda: efisiensi transaksi dan transparansi keuangan. Hal ini diharapkan menjadi pondasi untuk meningkatkan produktivitas, memperluas akses pasar, serta memperkuat struktur ekonomi daerah.
“Melalui implementasi QRIS, UMKM juga bisa meningkatkan daya saing di era digital sekaligus memperkokoh keberlanjutan usaha,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Hario K. Pamungkas, Kamis (2/10/2025).
BI mencatat, hingga September 2025, jumlah pengguna QRIS di NTB telah mencapai 499.365 orang dengan volume transaksi sebesar Rp30,87 juta. Sementara itu, jumlah merchant yang sudah terdaftar tercatat sebanyak 386.132 unit.
Angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat NTB semakin menerima digitalisasi sistem pembayaran. Tren positif ini dinilai sejalan dengan upaya pemerintah dan BI mempercepat transformasi digital untuk menciptakan sistem keuangan yang inklusif.
Dalam kegiatan QRIS Jelajah Balinusra, BI memberikan tantangan bagi sembilan tim finalis untuk merumuskan ide-ide inovatif terkait pemanfaatan QRIS di sektor riil. Tidak hanya dituntut berinovasi, para peserta juga diminta menginternalisasi nilai kolaborasi, kreativitas, dan kepemimpinan.
“Generasi muda Balinusra memegang peran penting, yakni sebagai motor penggerak transformasi digital sekaligus agen perubahan sosial-ekonomi di lingkungannya. Setiap ide yang lahir akan menjadi bagian dari inovasi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat,” jelas Hario.
Ia menambahkan, semangat dan komitmen generasi muda akan menjadi kunci dalam memperluas literasi keuangan digital. “Bank Indonesia meyakini bahwa melalui semangat dan komitmen yang kuat, generasi muda mampu menjadi pionir dalam memperluas literasi keuangan digital dan mendorong adopsi QRIS di seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, BI berharap QRIS dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat ekosistem ekonomi daerah, terutama di sektor wisata dan UMKM. Dengan transaksi nontunai yang semakin meluas, pelaku usaha tidak hanya diuntungkan dari sisi efisiensi, tetapi juga terbuka peluang ekspansi pasar lebih besar, termasuk menarik wisatawan mancanegara yang telah terbiasa dengan sistem pembayaran digital.
QRIS Jelajah Balinusra di Lombok menjadi momentum penting bagi daerah untuk menunjukkan kesiapan menuju transformasi digital yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga mempertegas peran generasi muda sebagai pionir perubahan yang mampu menghubungkan inovasi digital dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
