Mataram, Jurnalekbis.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Perindustrian terus memperkuat arah kebijakan hilirisasi ekonomi non-tambang dengan mendorong pengembangan industri halal berbasis agromaritim. Langkah ini kembali ditegaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian NTB, Hj. Nuryanti, S.E., M.E., saat menjadi narasumber dalam Seminar Industri Halal pada kegiatan Grand Boss (Business Opportunity Success Seminar) yang digelar Halal Network International (HNI) di Balai Guru Penggerak NTB, Minggu (19/10/2025).
Dalam paparannya, Nuryanti menilai bahwa industri halal kini telah menjadi gaya hidup global dengan potensi pasar luar biasa besar. Namun ironisnya, kata dia, negara-negara produsen utama justru bukan dari mayoritas Muslim seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Brasil, dan Prancis.
“Selama tujuh tahun kami membina industri halal di NTB, sebagian besar pelaku masih berfokus pada sertifikasi. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menciptakan pasar dan memenuhi kebutuhannya. Di sinilah pentingnya kemitraan dengan perusahaan seperti HNI yang sudah kuat dari sisi produksi, distribusi, hingga jaringan pemasaran,” ujar Nuryanti.
Menurutnya, kolaborasi Dinas Perindustrian NTB dengan HNI akan menjadi langkah strategis dalam memperkuat rantai pasok industri halal berbasis agromaritim. NTB memiliki potensi besar melalui bahan baku lokal seperti minyak kelapa, gula aren, kopi, rempah-rempah, serta tanaman obat yang berasal dari sektor unggulan daerah.

“Bahan baku dari sektor agromaritim NTB bisa masuk ke industri halal nasional maupun global. Kami ingin agar IKM dan UMKM lokal tidak hanya menjual produk jadi, tapi juga bisa menjadi penyuplai bahan baku berstandar halal,” jelasnya.
Nuryanti juga menekankan pentingnya pemanfaatan platform digital HalMall HNI untuk memperluas pasar produk lokal. Melalui pendampingan pemerintah, pelaku IKM di NTB diharapkan mampu memenuhi standar industri dan memanfaatkan jejaring HNI agar produk mereka bisa menembus pasar nasional dan internasional.
“Kami akan dampingi pelaku IKM agar mampu memenuhi standarisasi industri halal dan memanfaatkan jaringan distribusi HNI. Dengan begitu, produk NTB bisa lebih kompetitif,” tegasnya.
Sementara itu, Couple Leader HNI, Nurhayati Abbas, LCED, menyambut baik langkah Dinas Perindustrian NTB yang membuka ruang kerja sama dalam pengembangan industri halal agromaritim. Ia menilai, NTB memiliki keunggulan karena mayoritas penduduknya Muslim dan kaya akan sumber daya alami.
“HNI selalu terbuka untuk kolaborasi, baik dalam suplai bahan baku maupun perluasan pasar produk halal. Kami siap bermitra jika kualitas bahan bakunya sesuai standar industri kami,” kata Nurhayati.
Senada dengan itu, Corporate Speaker HNI, Feisa Medlar, LCED, menambahkan bahwa kemitraan ini sejalan dengan visi HNI dalam membangun kemandirian ekonomi umat. Melalui sistem Pakai, Cerita, Ajak (PCA), masyarakat dapat berpartisipasi dalam ekosistem usaha halal tanpa perlu modal besar.
“Gerakan ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi tentang memperkuat jejaring ekonomi umat agar lebih mandiri dan produktif,” ujarnya.
Dengan sinergi antara Dinas Perindustrian NTB dan HNI, pemerintah daerah berharap dapat memperkuat ekosistem industri halal berbasis agromaritim yang mandiri, berdaya saing, dan berorientasi ekspor. NTB diharapkan mampu menjadi poros industri halal kawasan timur Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berbasis nilai dan keberkahan.