Bima, Jurnalekbis.com – Wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), diguncang gempabumi tektonik pada Selasa (23/12/2025) siang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,0 dan dirasakan oleh masyarakat di sejumlah wilayah di Bima.
Berdasarkan data BMKG, gempa terjadi pada pukul 12.10.36 WITA. Episenter gempa terletak di koordinat 8,06 derajat Lintang Selatan dan 119,24 derajat Bujur Timur, atau berada di laut sekitar 71 kilometer arah timur laut Kota Bima. Kedalaman gempa tercatat 17 kilometer.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Sumawan, ST., MM, menjelaskan bahwa gempa yang mengguncang Bima merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut. Karakteristik gempa ini dinilai wajar terjadi di wilayah NTB yang berada di kawasan seismik aktif.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini termasuk jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut,” kata Sumawan dalam keterangan resminya.
Dampak gempa dirasakan oleh masyarakat di wilayah Bima dengan skala intensitas III MMI. Pada skala ini, getaran dirasakan nyata di dalam rumah dan menyerupai getaran akibat truk besar yang melintas. Sejumlah warga mengaku sempat terkejut dengan guncangan tersebut, meski tidak berlangsung lama.
Hingga berita ini diturunkan, BMKG belum menerima laporan adanya kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Aktivitas masyarakat di Bima dilaporkan kembali normal beberapa saat setelah guncangan terjadi.
BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik, tidak ada indikasi ancaman gelombang laut yang membahayakan wilayah pesisir.
“Gempabumi ini dinyatakan tidak berpotensi tsunami,” tegas Sumawan.
Selain itu, hingga pukul 12.28 WITA di hari yang sama, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock. Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa lanjutan, meskipun peluangnya relatif kecil.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga juga diminta untuk menghindari bangunan yang mengalami retak atau kerusakan akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa serta tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali masuk ke dalam rumah,” imbau Sumawan.












