JE-Mataram– Badan Pusat Statistik (jurnalekbis.com/tag/bps/">BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hari ini melaporkan inflasi year on year (y-on-y) NTB pada Februari 2024 mencapai 3,00 persen. Angka ini menunjukkan kenaikan harga yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin M.M., menjelaskan bahwa inflasi ini didorong oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 6,14 persen. Kelompok lain yang mengalami kenaikan indeks antara lain:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya (2,27%)
- Pakaian dan alas kaki (1,96%)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,83%)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya (1,80%)
- Transportasi (1,40%)
- Pendidikan (1,18%)
- Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,96%)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,94%)
- Kesehatan (0,79%)
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,78%).

Secara month to month (m-to-m), inflasi NTB pada Februari 2024 tercatat sebesar 0,09 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di bulan Februari 2024 sebesar 0,12 persen.
Wahyudin mengatakan bahwa inflasi NTB masih dalam target inflasi nasional sebesar 2,5 plus minus 1 persen. Namun, ia mengingatkan bahwa pemerintah perlu terus melakukan upaya pengendalian inflasi, terutama dengan menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan inflasi antara lain:
- Memperkuat pasar/">operasi pasar murah untuk menjangkau masyarakat luas
- Melakukan pengawasan harga di pasar tradisional dan supermarket
- Meningkatkan koordinasi antar daerah dalam menjaga stabilitas harga
- Memperlancar distribusi bahan pokok
Dengan upaya yang terarah dan berkelanjutan, diharapkan inflasi NTB dapat dikendalikan dan stabilitas harga bahan pokok dapat terjaga.