BeritaBerita ViralBisnisDaerahEkonomi

Pupuk Subsidi Dibatasi, NTB Optimis Target Produksi Pertanian Tercapai

×

Pupuk Subsidi Dibatasi, NTB Optimis Target Produksi Pertanian Tercapai

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami

jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/05/IMG_5734-250x190.jpg" alt="" width="250" height="190" />Jurnalekbis.com- Pemerintah telah mengurangi subisidi untuk beberapa jenis pupuk, seperti pupuk SP-36, ZA, dan Organik Granul tidak disubsidi lagi. Kini hanya 2 jenis disubusidi yakni pupuk urea dan dan NPK. Meski subsidi/">pupuk subsidi berkurang, NTB tetap optimis jika target produksi sektor pertanian mampu mencapai target.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Fathul Gani menerangkan dengan pemangkasan pupuk subsidi bukan menjadi persoalan bagi pertanian, khususnya di NTB. Bahkan pemerintah sudah mengkreasikan dan menintruksikan kepada seluruh penyuluh pertanian yang ada di lapangan untuk menggunakan pupuk berimbang, antara organik sama unorganik.

“Sekarang pupuk organik terus kita gencarkan. Trendanya satu dua tahun ini adalah elisitor biosaka yang sangat mudah membuatnya, hanya menggunakan tumbuh-tumbuhan di sekitaran area pertanian yang bisa di manfaatkan,” ujar Fathul Gani.

Baca Juga :  Perumahan Bumi Paramadiva PT Bumi Srikarma Gelar Akad Masal Dengan Konsumen

Bahkan sudah terbukti dapat mengurangi serangan hama penyakit, membantu pertumbuhan tanaman padi serta tanaman lainnya. Selain itu, sudah dilalukan uji coba dan hasilnya sudah bagus. Untuk itu, ketika subsidi pupuk kimia dikurangi, maka salah satu strategi yang dilakukan adalah mengencarkan mensosialisasi penggunaan pupuk organik. Meskipun dengan adanya pemangkasan subsidi pupuk ini, tidak ada keraguan dengan capaian produksi sektor pertanian di NTB.

“Iya (tidak ragu,red) dan itu sudah terbukti dengan rilis BPS triwulan I produksi surplus, kita sangat optimis. Kepada penyuluh kita untuk berkreasi di lapangan memberikan inovasi kepada petani kita untuk tidak terlalu tergantung pada pupuk un organik atau kimia,” terangnya.

Baca Juga :  Ini Cara Kodim 1607/Sumbawa Berikan Suprise Kepada Polres

Penggunaan pupuk organik di petani sejauh ini sudah diterima petani. Karena pemerintah melalui para penyuluh mengarahkan untuk mengkreasi dan menggunakan pupuk organik. Bahkan sudah di praktikan di seluruh kabupaten kota sekarang ini.

“Mereka sudah mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam kondisi sama bisa juga menggunakan pupuk organik. Kalau pupuk organik kan seperti biasa bisa diakses dengan membeli atau dibuat sendiri. Nanti penyuluh kita yang akan melakukan pembimbingan dalam membuat pupuk organik,” bebernya.

Fathul mengatakan, kondisi saat ini produksi pertanian tanaman pangan khususnya padi di NTB sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa triwulan I 2023 produksi di gabah kering giling 629 ribu ton. Jika dibanding triwulan yang sama ditahun sebelumnya hanya 546 ribu ton, jadi ada surplus produksi pertanian NTB.

Baca Juga :  NTB Memasuki Musim Kemarau dengan Curah Hujan Rendah dan Potensi Kekeringan

“Bila di bandingkan triwulan I di tahun sebelumnya dengan sekarang itu ada surplus 83 ribu ton. Dengan indikator seperti ini, kita sangat yakin akan tercapai target 1,35 juta ton gabah kering giling (GKG),” tuturnya.

Pada triwulan I 2023 yang hitungannya sampai Maret mencapai 629 ribu ton. Belum lagi masuk produksi di priode April belum terakumulasi. Jikalau itu terakumulasi, maka di Juni target NTB menyentuh diatas target dan terpenuhi.

“Kalau target produksi, alhamdulillah produksi kita di triwulan I meningkat. Bahkan target keseluruhan di 2022 itu terlampaui target 1,2 juta gabah kering giling. Realisasi kita 1,47 juta ton. Kalau tahun ini target kit 1,35 juta ton, kami sangat optimis bisa tercapai,” jelasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *