jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/06/Banyakan-Digunakan-Industri-Harga-LPG-3-Kg-di-Dompu-Tembus-Rp30-Ribu-2-250x190.jpg" alt="" width="189" height="144" />Jurnalekbis.com- Tabung gas LPG 3 kg diperuntukkan bagi rumah tangga, justru banyak digunakan dibidang industri. Seperti yang terjadi Dompu, beberapa industri menggunakan gas LPG 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini harga tabung gas LPG 3 kg di Dompu tembus Rp 30 ribu per tabung. Harga ini diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kemarin kan stok ada, sekarang harga (jadi persoalan). Tentu harapan kami, stok ada maka harga tidak boleh naik atau stabil. Satu kecamatan di Dompu dia dan harganya Rp30 ribu pertabung yang 3 kg,” kata Kepala perdagangan/">Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti, Selasa (13/6/2023).
Beberapa waktu lalu juga di Dompu sempat terjadi kekurangan pasokan gas LPG 3 kg. Karena keterlambatan pasokan, lantaran adanya libur panjang di awal Juni 2023 kemarin. Sehingga itu membuat kebutuhan masyarakat terjadi terlambat datang.
“Untuk Dompu ini memang selain karena penggunaan oleh beberapa masyarakat yang bergerak di bidang industri. Juga ada penambahan kebutuhan. Penambahan inilah rupanya terlambat di informasikan, sehingga tidak masuk dalam kuota,” tuturnya.

Namun dari Pertamina telah kembali memasok kebutuhan LPG 3 kg untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan masyarakat. Pada 7 Juni 2023 sudah mengirim 5.600 tabung, kemudian 9 Juni 2023 dikirim lagi 2.240 tabung. Dan 10 Juni sebanyak 1.220 tabung. Sehingga sudah 8.960 tabung yang sudah dikirim ke dompu. Jumlah Ini setara dengan 155 persen alokasi harian, ini tambahan yang dikirim ke Dompu disaat kesulitan gas LPG 3 Kg
“Sampai hari ini stoknya ada. Tinggal harganya saja, tapi harga ini di satu titik kecamatan tinggi. Tapi dari Disdag Dompu sudah mulai turun ke lapangan untuk mengecek harga,” terangnya.
Lantaran harga tabung gas LPG 3 kg cukup tinggi, dimana harganya diatas HET. Padahal sewajarnya harga LPG 3 kg berkisaran di Rp20 ribu per tabung. Maka dari Disdag NTB berkoordinasi dengan Bupati Dompu dan Disdag Dompu untuk mengecek langsung kelapangan.
“Penyebabnya harga tinggi, mungkin karena mereka melihat limitnya, karena jadwal kirimnya mundur ketika hari libur panjang itu. Kekosongan di hari weekend itu tersendat di Dompu, termasuk masyarakat yang membeli untuk industri pertanian,” bebernya
Untuk itu Disdag NTB bersama pemkab dan Disdag Dompu akhirnya mencoba merekap ulang berapa kebutuhan rill untuk rumah tangga. Pasalnya, dari industri juga ikut menggunakan, yang seharusnya mereka tidak memakai gas subsidi.
“Industri pertanian untuk pom air, ada setrika laundry itu pakai LPG 3 kg. Disitulah kami butuh teman-teman untuk sosialisasi, bahwa di aturannya memang tidak boleh, termasuk ASN juga. Pelaku industri disarankan tidak menggunakan gas subsidi,” jelasnya.
Meskipun sudah ada aturan larangan industri gunakan LPG 3 kg. Tetapi belum ada sanksi yang diberikan kepada mereka, karena belum ada aturan itu. Sehingga hanya diberikan himbauan saja. “Kita tegur dan larang saja (Industri yang menggunakan LPG 3 kg) tidak sanksi. Kalau gas melon tidak untuk UMKM. Yang subsudi ini kan rumah tangga,” demikian Nelly.