jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/07/IMG_2563-250x190.jpg" alt="" width="180" height="137" />Jurnalekbis.com- Bursa Efek Indonesia (BEI) NTB melihat investor masyarakat NTB mulai melek pasar modal. Baik saham, reksadana dan SBN (surata berharga negera). Saat ini investor di NTB prodak yang banyak diminati reksadana dan SBN, karena melihat potensi keuntungannya pasti terutama SBN dibandingkan saham.
Kepala BEI NTB Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana menerangkan, banyak masyarakat melalukan diservikasi prodak. Dimana mereka mulai mencoba prodak-prodak baru sekarang ini. Lain halnya ketika pandemi covid-19 banyak yang sudah aktif di produk saham. Sekarang banyak yang mencoba produk lain, seperti SBN dengan penawaran ori 023 obligasi ritel dan juga sukuk tabungan.
“Siginifikan tumbuh SBN dan reksadana. Itu yang kami cermati investor ini mulai diversifikasi, tidak melulu saham saja. Karena tadi itu terjangkau, beli reksadana minum beli itu Rp10 ribu. SBN itu minimum Rp1 juta,” ujar Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana, Selasa (11/7).

Berdasarkan pengamatannya dari masyarakat investor di NTB itu mulai melek mencoba produk-produk baru. Artinya tidak hanya mengenal saham saja, tetapi ada produk-produk lainnya di pasar modal yang memiliki potensi bagu, selain dari saham. Dengan rincian jumlah investor pasar modal 107.170 SID untuk investor saham, reksadana, SBN. Untuk investor Saham saja sebanyak 39.879 SID, sedangkan Reksadana dan SBN 67.291.
“Jadi mulai meleknya masyarakat ngga ujug-ujug punya uang, terus beli. Mereka mulai meriview kinerja dari produknya. Ketika kondisinya belum signifikan mereka coba produk yang lain,” terangnya.
Diakui memang para investor di NTB dari dulu mayoritas investor masih mendominasi pasar modal dengan diservikasi produk yang mulai beragam. Bahkan begitu juga di nasional. Apalagi sekarang ini sudah mudah diakses, karena hanya menggunakan handphone saja.
“Kalau sekarang ini aksesnya gampang, tinggal lewat hp saja. Bahkan di bank-bank sudah gencar untu menjual produk pasar modal,” tuturnya.
Selain produk bank yang ada, sekarang ini dari perbankan menyelipkan investasi. Sehingga masyarakat tidak hanya menabung tetapi bisa juga berinvestasi di bank. Baik itu bank konvensional maupun syariah. Karena marketnya mulai tumbuh disana.
Sebelumnya, Kepala OJK NTB Rico Renaldy menerangkan, kinerja pasar modal hingga Maret 2023 tercatat investor saham mengalami kenaikan sebesar 24,04 persen secara year on year (yony). Sedangkan yeartodate (ytd) sebesar 3,76 persen. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan nasional yang sebesar 22,85 persen (yony) dan 3,56 persen (ytd).
“Jumlah investor saham sampai Maret 2023 itu sebanyak 38.983 SID, angka tersebut mengalami kenaikan. Dan didominasi oleh genarasi stroberi,” ujarnya.