jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/08/WhatsApp-Image-2023-08-29-at-01.29.53-250x190.jpeg" alt="" width="184" height="140" />JE,Sumbawa-Sejak 2006 dan 2007, Aku sudah kenal Amien Rais dan bertemu di Yogyakarta. Tokoh Tokoh utama penggerak reformasi yang aku datangi untuk meminta nasehat, saran dan solusi. Sekaligus meminta kata pengantar buku Welfare State.
Buku ini, refleksi pemikiran para Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se – Indonesia. Pertemuan dengan Prof. Amien Rais, MA bukan kosong. Kami eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah masa itu ingin melihat corak bernegara sesuai dengan keinginan para pendiri bangsa. Terutama Immawan Bung Karno dan Immawati Fatimah (Fatmawati) yang berjibaku mendirikan dan merestui IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH berdiri.
Sebagaimana tertuang dalam buku saya berjudul IMMAWAN BUNG KARNO: Tanwir Perubahan dan Buku IMMAWATI FATIMAH: Kerudung Merah Kiblat Perempuan Indonesia.
Selama DPP IMM periode 2010 – 2012, kami selalu interaksi rutin dalam dialog pemikiran dan dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Ide Partai Ummat “Menegakan Kebenaran, Melawan Kezaliman” tertera dalam buku Prof. Dr. Amien Rais, MA berjudul SELAMATKAN INDONESIA. Buku tersebut terbit pada kurun waktu 2006-2007. Sekaligus Launching pada Muktamar IMM di Lampung. Dihadiri langsung oleh Prof. Dr. Moch. Amien Rais, MA.
Kemaren kesekian kali saya berinteraksi dalam mengembalikan spirit yang sama untuk menegakan Kebenaran, melawan kezaliman.
Saya utarakan keluh kesah kepada kakanda Muhammad Jabir Ketua DPD Partai Ummat Sumbawa dan DPW Partai Ummat maupun DPP Partai Ummat tentang keputusan diluar dugaan. Padahal saya sudah kerja politik dari tahun 2020 – 2023. Ya, itulah realitas politik.
Saya pribadi tak pernah kecewa atas keputusan tidak masuk Daftar Caleg Sementara (DCS). Saya tetap melihat PKB itu tulang punggung keselamatan ummat beragama, sosial dan ekonomi Indonesia. Tanpa PKB Indonesia seperti masakan tanpa garam.

PKB adalah Partai berbasis masa Islam. Visi misinya menembus peradaban manusia. Bersifat menjaga, toleransi dan terbuka bagi siapapun. Semoga di tahun – tahun mendatang bisa kembali Ber-PKB dalam kerangka kebangsaan.
Tetapi, itulah realitas politik. Perlu dipahami bahwa takdir Tuhan bagi setiap manusia berbeda. Kita tidak tau pastinya. Tentu saya masih panjang dalam proses untuk berpolitik dan perjuangkan hak rakyat.
Sebenarnya tak elok saya mundur dari PKB. Tetapi Relawan #KawanRusdiKawanKita dan
Relawan #KawanBumiKawanBahari mendesak untuk segera mengambil keputusan. Menurut mereka, apapun partainya, yang penting perjuangan untuk rakyat.
Bagi relawan PKB itu partainya Nelayan dan masyarakat pesisir. Tak ada batasan PKB lakukan perjuangan. Selalu berpihak.
Akan tetapi, momentum 2024 ini penting melihat politik kenelayanan dan pesisir yang selama ini tersisih. Maka besar harapan kedepan ditahun – tahun mendatang bisa berjuang kembali.
Untuk menyelamatkan momentum 2024 yang telah terbangun sejak 2020 – 2024 itu. Akhirnya, saya mengambil keputusan bergabung ke Partai Ummat. Hal ini semacam kembali ke Barak.
Lagi – lagi takdir Allah menentukan Lolos atau Tidak Parlemen Treshold. Lebih utama perjuangan untuk rakyat jangan kendor. Bersama umat (Rakyat) berjuang besarkan dan menangkan partai Ummat.
Dengan, membawa masalah DCS tak lolos. Maka, Pimpinan Partai Ummat langsung respon dan tancap gas. Tak menunggu lama. Langsung masuk DCS Menuju DCT Partai Ummat.
Rusdianto, SIP, M.I.K, Caleg Partai Ummat No. 24 untuk DPR-RI No. Urut 1 Dapil NTB I Pulau Sumbawa (Bima – Kota Bima – Dompu – Sumbawa – Sumbawa Barat).
“Apapun partainya, spirit bersama rakyat menegakan kebenaran dan melawan kezaliman.”
Terima kasih sebelumnya untuk Partai Ummat yang menerima bergabung dalam visi misi membangun peradaban politik keummatan “Menegakan Kebenaran, Melawan Kezaliman”.
Yuk, ber Amar Ma’ruf Nahi Mungkar menciptakan umat yang sebenar – benarnya.