Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam upaya memperkuat konektivitas udara sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata, Lombok kini memiliki empat rute penerbangan langsung yang dilayani oleh 2024/04/06/4-ekstra-flight-disiapkan-angkasa-pura-i-bizam-antisipasi-lonjakan-penumpang/" target="_blank" rel="noopener">Super Air Jet. Rute ini menghubungkan Lombok dengan Balikpapan, Batam, Semarang, dan Jakarta Pelita. Namun, tantangan besar masih menghadang, terutama dalam memastikan rute-rute ini tetap hidup dan berkelanjutan. Rabu (4/9).
Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan HM Saleh, dalam sebuah wawancara mengungkapkan kekhawatirannya terkait rendahnya tingkat keterisian (lock factor) pada rute-rute baru tersebut. Hingga saat ini, informasi yang diterima menunjukkan bahwa keterisian penumpang masih berada di bawah 80%, batas minimal yang diperlukan agar rute-rute ini tetap beroperasi. “Jika keterisian tidak mencapai angka minimal tersebut, kita khawatir rute ini akan dihentikan,” ujar Sahlan dengan nada serius.
Menyikapi kondisi ini, Badan Promosi Pariwisata Lombok telah mengirimkan surat kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bawah pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mendukung penggunaan Super Air Jet dalam perjalanan dinas. “Kami mengimbau seluruh asosiasi dan instansi pemerintah untuk menggunakan rute-rute ini dalam perjalanan dinas atau paket wisata. Kami ingin memastikan bahwa rute ini tetap hidup dan berkelanjutan,” tegas Sahlan.
Upaya ini tidak hanya sebatas pada himbauan. Badan Promosi Pariwisata Lombok juga sedang merencanakan sejumlah kegiatan promosi untuk meningkatkan awareness dan minat masyarakat serta wisatawan dalam menggunakan rute-rute baru ini. Salah satu inisiatif yang sedang digodok adalah mengadakan roadshow ke kota-kota tujuan rute baru ini, dengan harapan dapat menarik lebih banyak penumpang.
Menurut Sahlan, keberhasilan dalam mempertahankan rute-rute ini sangat penting bagi kelangsungan pariwisata di Lombok dan Sumbawa. “Potensi pasar di beberapa rute baru ini sangat besar, terutama dari Jawa Tengah, Jakarta, Kalimantan, dan Batam. Dengan keberlanjutan rute ini, kita bisa terus menarik wisatawan dari daerah-daerah tersebut untuk berkunjung ke Lombok dan Sumbawa,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam mendukung keberlanjutan rute-rute ini. “Masyarakat harus ikut bertanggung jawab dengan menggunakan rute-rute ini. Jika rute ini ditutup, kita yang akan merugi karena mendatangkan satu pesawat saja itu sudah sangat sulit, apalagi empat rute sekaligus,” tambahnya.
Sahlan menegaskan bahwa tantangan ini bukan hanya soal harga tiket, melainkan bagaimana memastikan rute-rute ini tetap hidup. “Kami meminta kepada semua pihak, baik dari kabupaten maupun kota, untuk segera melakukan reservasi jika ada perjalanan ke rute-rute baru ini agar lock factor bisa tercapai di atas 80%.” Ujarnya Sahlan.
Ia juga menambahkan bahwa jika anggaran memungkinkan, pihaknya akan menggabungkan roadshow dengan berbagai kegiatan promosi di kota-kota tujuan rute baru ini. “Ayo kita ajak semua pihak untuk saling mengisi. Mereka diuntungkan, kita juga diuntungkan,” katanya dengan optimis.
Melalui kerja sama dengan berbagai mitra, termasuk Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta media lokal, Badan Promosi Pariwisata Lombok berharap rute-rute baru ini bisa terus beroperasi dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. “Semakin hidup pariwisata kita, semakin banyak pendapatan yang bisa dihasilkan dari sektor ini,” tutup Sahlan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan rute-rute penerbangan baru Super Air Jet dapat terus berkembang dan menjadi fondasi kuat bagi kemajuan pariwisata Lombok dan Sumbawa di masa depan. Partisipasi aktif dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan ini, sehingga Lombok dan Sumbawa bisa terus menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia.