Mataram, Jurnalekbis.com – Dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (Pilgub NTB), calon gubernur nomor urut 2, Zulkieflimansyah, menekankan pentingnya pluralisme dan moderasi beragama sebagai landasan untuk menciptakan kedamaian dan kenyamanan di NTB. Menurutnya, komitmen terhadap pluralisme bukan sekadar teori, melainkan telah ia wujudkan selama lima tahun menjabat sebagai gubernur.
Zulkieflimansyah menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia selalu berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk semua golongan. “Kami ingin menghadirkan NTB ini aman dan nyaman untuk semua. Keteladanan sudah kami tunjukkan bahwa tidak ada dalam lubuk hati kami intoleransi terhadap semua aktivitas,” ujar Zulkieflimansyah.
Ia menambahkan bahwa pemerintahannya selalu berupaya menghadiri berbagai kegiatan keagamaan untuk menunjukkan keberpihakan pada semua kelompok. Hal ini, menurutnya, adalah langkah konkret untuk menjadikan NTB sebagai rumah bagi semua warga, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinan.
Dalam diskusi tersebut, Zulkieflimansyah juga mengapresiasi peran Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai simbol moderasi beragama indonesia/">di Indonesia. Menurutnya, TGB telah menjadi figur penting dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kedamaian.
“TGB ini bukan hanya milik satu kelompok tertentu, tapi milik kita semua. Beliau telah menunjukkan komitmen untuk keluar dari partai politik dan fokus pada pengembangan Islamic Center yang menjadi pusat moderasi beragama di Indonesia,” ujarnya.
Zulkieflimansyah menilai bahwa keputusan TGB untuk lebih banyak berkontribusi di bidang moderasi agama merupakan langkah strategis untuk menjadikan NTB sebagai pusat rujukan moderasi beragama di Indonesia.
Meski demikian, Zulkieflimansyah mengakui bahwa upaya menghadirkan moderasi beragama tidaklah mudah. Diperlukan kedalaman ilmu, pengalaman, dan banyak interaksi untuk membangun paradigma berpikir yang inklusif.
“Cara pandang, paradigma, dan mindset seseorang adalah hasil dari pendidikan serta pengalaman berinteraksi. Oleh karena itu, kita membutuhkan figur seperti TGB yang memiliki kedalaman ilmu dan pengalaman untuk membantu mewujudkan moderasi beragama di NTB,” tegasnya.
Ia optimis bahwa dengan kolaborasi bersama tokoh-tokoh berpengaruh seperti TGB, NTB dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menerapkan moderasi beragama yang inklusif.
Menutup pernyataannya, Zulkieflimansyah mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menciptakan NTB yang damai, toleran, dan harmonis. “Dengan bersedianya TGB untuk memberikan lebih banyak waktu di NTB, saya yakin moderasi beragama yang kita harapkan dapat terwujud,” tutupnya.
Debat ketiga ini memperlihatkan visi kuat Zulkieflimansyah dalam menjadikan NTB sebagai daerah yang menjadi teladan dalam hal pluralisme dan moderasi beragama, sejalan dengan semangat persatuan dan keberagaman Indonesia.