Lombok Timur,Jurnalekbis.com— Suasana haru dan bahagia menyelimuti halaman SDN 2 Selebung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, pada Rabu pagi saat digelarnya acara perpisahan siswa kelas 6. Peristiwa ini menjadi salah satu momentum paling emosional dalam kalender pendidikan sekolah dasar, sekaligus simbol dari perjalanan panjang enam tahun yang penuh makna bagi para siswa, guru, dan orang tua.
Acara yang berlangsung meriah namun sarat emosi ini bukan sekadar seremoni perpisahan, melainkan sebuah perayaan akan cinta, perjuangan, dan harapan. Suasana hangat terasa menyelimuti seluruh area sekolah, yang telah dihias dengan nuansa ceria dan dekorasi warna-warni sebagai wujud penghormatan terakhir kepada para siswa yang akan melanjutkan perjalanan akademik mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam rangkaian acara tersebut, tampak hadir sejumlah tokoh penting dari dunia pendidikan di Lombok Timur. Ketua Komite Sekolah, Drs. Fahri, SH, bersama Pengawas Sekolah, H. Musa Hidayat, S.Pd, turut menyaksikan dan memberikan sambutan.
Keduanya secara terbuka memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian sekolah, dedikasi para guru, serta semangat belajar para siswa. Dalam sambutannya, Drs. Fahri menekankan pentingnya kerja sama antara sekolah dan orang tua murid dalam membentuk generasi yang cerdas, tangguh, dan berakhlak.
“Pendidikan bukan hanya tentang angka dan nilai, tapi tentang membentuk karakter. Dan hari ini kita melihat hasil kerja keras itu dalam sosok anak-anak hebat yang akan melangkah ke masa depan,” ujar Fahri.
Salah satu sorotan dalam acara ini adalah penampilan seni yang dibawakan oleh siswa-siswi dari kelas 3 hingga kelas 6. Mulai dari tarian tradisional khas Sasak, drama musikal, hingga pertunjukan modern seperti tari kreasi dan lagu-lagu penuh semangat, semuanya ditampilkan dengan penuh semangat dan kepercayaan diri.
Namun, momen paling menyentuh hati terjadi saat seorang siswa membacakan puisi perpisahan dengan latar belakang iringan tarian kontemporer. Puisi itu mengisahkan tentang perjalanan enam tahun di sekolah, mulai dari belajar membaca hingga mengenal makna kebersamaan dan cita-cita.

“Aku akan merindukan suara lonceng pagi, sapaan hangat bu guru, dan canda di kantin sekolah. Tapi lebih dari itu, aku akan merindukan kalian, teman-teman seperjuangan…” — kutipan dari puisi yang dibacakan.
Tangis haru pecah di antara hadirin, termasuk para guru dan orang tua yang tidak kuasa menahan emosi. Banyak di antara mereka tampak menyeka air mata, larut dalam kenangan akan perjuangan dan kebersamaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Dalam sambutannya, Kepala SDN 2 Selebung Ketangga, Baiq Astuti, S.Pd, menyampaikan pesan yang penuh makna dan menyentuh hati. Ia menekankan pentingnya menjaga semangat belajar, membina akhlak, serta memilih pergaulan yang positif di tengah gempuran budaya luar yang kian hari kian kompleks.
“Anak-anakku, kalian akan menghadapi dunia yang lebih luas. Tapi jangan pernah lupa pada nilai-nilai yang telah kalian pelajari di sini. Jaga semangat, jaga akhlak, dan teruslah menjadi kebanggaan keluarga serta sekolah,” ujar Astuti dengan suara bergetar.
Ia juga mengajak para orang tua untuk terus mendampingi anak-anak dalam masa transisi menuju pendidikan menengah pertama, agar tidak kehilangan arah dan semangat.
Sebagai penutup acara, pentas budaya Gendang Beleq tampil memukau di halaman sekolah. Irama dinamis dari alat musik tradisional khas Lombok ini mengiringi langkah kaki siswa kelas 6 saat mereka berjalan ke gerbang sekolah, seolah melambangkan langkah menuju masa depan dengan penuh keyakinan dan semangat.
Tarian ini bukan hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga simbol transisi yang penuh makna. Gendang Beleq yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu kehormatan atau acara besar di Lombok, kali ini mengiringi para siswa yang menjadi bintang dalam panggung kehidupan mereka sendiri.
Acara ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan peristiwa yang menyatukan seluruh elemen sekolah — guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar — dalam satu ikatan emosional. Tak sedikit yang mengabadikan momen tersebut melalui video dan foto, sebagai kenang-kenangan akan hari istimewa ini.
Bagi para guru, hari perpisahan ini menjadi bukti nyata hasil kerja keras mereka. Bagi para orang tua, ini adalah titik awal perjalanan baru anak-anak mereka. Sementara bagi para siswa, ini adalah awal dari babak kehidupan baru, tempat mereka akan belajar, berjuang, dan membentuk identitas diri lebih jauh.
Perpisahan ini juga menjadi refleksi atas komitmen SDN 2 Selebung Ketangga dalam mendukung program pendidikan berkualitas, sesuai dengan visi pendidikan nasional. Dengan terus mendorong siswa untuk unggul dalam akademik dan karakter, sekolah ini menanamkan nilai-nilai penting sejak usia dini.
Sebagai bagian dari masyarakat Lombok Timur, SDN 2 Selebung Ketangga membuktikan bahwa pendidikan tidak harus dilakukan dengan cara yang kaku. Justru dengan pendekatan emosional dan kultural seperti ini, semangat belajar dan nilai kemanusiaan tumbuh lebih kuat.