Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, NTP NTB pada April 2024 mencapai 117,77, turun 2,57 persen dibandingkan Maret 2024. Penurunan ini disebabkan oleh Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang turun 2,49 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik 0,08 persen.
Meskipun mengalami penurunan, NTP NTB April 2024 masih berada di atas 100 untuk semua subsektor, menunjukkan bahwa secara keseluruhan, petani masih memiliki daya beli yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan usaha tani.
“Walaupun NTP mengalami penurunan, nilai ini masih tergolong baik, artinya petani masih mampu membeli kebutuhan hidup dan usaha tani,” ungkap Kepala BPS NTB, Wahyduin, dalam keterangan persnya, Kamis (2/5/2024).
Lebih lanjut Wahyduin menjelaskan, NTP pada April 2024 mengalami penurunan pada semua subsektor, kecuali Subsektor Hortikultura yang mengalami kenaikan 0,25 persen. Penurunan terbesar terjadi pada Subsektor Peternakan sebesar 4,19 persen.
“Penurunan NTP pada Subsektor Peternakan disebabkan oleh turunnya harga jual beberapa komoditas peternakan seperti sapi potong, ayam ras, dan telur ayam ras,” jelas Wahyduin.
Penurunan Daya Beli tangga/">Rumah Tangga Petani
Di sisi lain, Wahyduin juga menyampaikan bahwa Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di NTB pada April 2024 mengalami penurunan 0,14 persen. Penurunan ini menyebabkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) NTB April 2024 turun 2,86 persen menjadi 119,91.
“Penurunan NTUP ini menunjukkan bahwa daya beli rumah tangga petani untuk membeli barang dan jasa non-pertanian sedikit menurun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Wahyduin.
Meskipun demikian, Wahyduin optimis bahwa kondisi daya beli petani di NTB akan tetap stabil dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini didukung oleh berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan harga jual komoditas pertanian, seperti program bantuan pupuk, benih, dan infrastruktur pertanian.