JE-Lombok Tengah- jurnalekbis.com/tag/bank/">Bank Indonesia (BI) NTB dalam menjaga inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program pengembangan varietas padi baru, Gamagora 7, BI NTB optimistis NTB akan lebih tangguh terhadap gejolak harga pangan.
“Gamagora 7, hasil inovasi dari Universitas Gajah Mada, bukan padi biasa. Disebut padi amphibi karena ketahanannya terhadap kekeringan dan kelebihan air. Cocok ditanam di NTB yang memiliki musim kemarau Panjang,” ungkap Kepala Perwakilan BI NTB, Berry Arifsyah. Senin (20/5).
Kelebihan Gamagora 7 tidak berhenti di situ. Padi ini tahan hama, penyakit, dan memiliki umur panen singkat, kurang dari 104 hari. “Hasil panennya pun berlimpah, mencapai 9,80 ton gabah kering panen (GKP) per hektar dengan rata-rata 7,95 ton/ha,” ujarnya.
Menyadari pentingnya regenerasi petani, BI NTB menggandeng kelompok Remaja Tani untuk mengembangkan Gamagora 7. “Dengan pendekatan pertanian organik, diharapkan generasi muda NTB antusias bertani dan menghasilkan produk berkualitas.” Jelasnya.
Potensi Gamagora 7 tidak hanya di Lombok Tengah. BI NTB bersama Dinas Pertanian se-NTB berkomitmen untuk memperluas area tanam. Optimisme ini didasari oleh kecocokan Gamagora 7 dengan kondisi alam NTB dan antusiasme dari berbagai pihak.
Berry Harahap, meyakini bahwa Gamagora 7 akan menjadi solusi jitu untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan petani NTB. “Mari kita dukung program ini dan wujudkan NTB yang tangguh dan sejahtera!” ajaknya.
