JE-Mataram – Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) jurnalekbis.com/tag/bank/">Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar kegiatan “2024/05/27/qris-dorong-perkembangan-ekonomi-dan-keuangan-syariah-di-ntb/" target="_blank" rel="noopener">QRIS Jelajah Indonesia” sebagai bagian dari upaya edukasi masyarakat mengenai sistem pembayaran, baik digital maupun non-digital. Kegiatan ini secara khusus menargetkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas, dengan tujuan meningkatkan literasi pembayaran digital dan mendukung sektor pariwisata di NTB.
QRIS Jelajah Indonesia dikemas dalam bentuk kompetisi yang berlangsung di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) Bank Indonesia. Di NTB, kompetisi ini diadakan sejak 12-14 Juli, diikuti oleh 30 peserta yang terbagi dalam 10 tim. Para peserta tidak hanya berlomba tetapi juga mengeksplorasi dan mendokumentasikan keindahan alam yang ada di NTB.
“Semoga dampak yang diberikan dari kegiatan QRIS Jelajah Indonesia tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta, namun juga masyarakat dalam edukasi sistem pembayaran serta perkembangan jumlah wisatawan di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah, Minggu (14/7).
Kegiatan QRIS Jelajah Indonesia di NTB dimulai dari Kota Mataram dengan memberikan sosialisasi mengenai QRIS Parkir, yang merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi kota Mataram. Selain itu, edukasi mengenai berbagai fitur QRIS seperti MPM (Merchant Presented Mode), CPM (Customer Presented Mode), TTM (Tanpa Tatap Muka), dan QRIS Tuntas (Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai) juga diberikan kepada masyarakat.
Di Mandalika, peserta diperkenalkan dengan aplikasi AR Rupiah yang memungkinkan mereka belajar sambil mengeksplor tempat-tempat wisata di sekitar Lombok Tengah. Selain itu, sosialisasi mengenai CBP (Ciri-ciri Uang Palsu dan Penanganannya) sebagai sistem pembayaran tunai juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dalam transaksi keuangan.
Di Kabupaten Lombok Timur, peserta mengunjungi salah satu UMKM binaan Bank Indonesia yang fokus pada pengolahan cabai kering. Cabai merupakan salah satu volatile food di Provinsi NTB, sehingga penggunaan produk olahan seperti cabai kering, bubuk cabai, maupun minyak cabai dapat menjadi solusi dalam mengendalikan inflasi.
Pada destinasi selanjutnya, Pantai Nipah di Kabupaten Lombok Utara, peserta melakukan user experience QRIS bersama warga lokal dan wisatawan mancanegara. Mereka juga memperkenalkan QRIS Crossborder untuk memudahkan transaksi bagi turis asing.
QRIS Jelajah Indonesia berakhir di Senggigi, Lombok Barat, dengan fokus mencari KUPVA BB (Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank). Senggigi sebagai destinasi utama bagi wisatawan mancanegara memiliki banyak tempat penukaran uang, sehingga literasi dan sosialisasi mengenai KUPVA Legal menjadi penting untuk mendukung kegiatan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT).
“Diperlukan literasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri KUPVA Legal sebagai salah satu bentuk dukungan dari kegiatan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT),” tegas Berry Arifsyah.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achmad Fauzi, menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari Pre-Event FEKDI (Festival Ekonomi Keuangan Digital). “Hal ini juga sebagai bentuk dukungan dari Pre-Event FEKDI dan pengumuman pemenang akan dilakukan serentak oleh seluruh KPwDN pada event FEKDI di tanggal 1 Agustus 2024,” jelas Achmad Fauzi.
Pencapaian volume transaksi QRIS KPwBI Provinsi NTB pada bulan Mei 2024 mencapai 2.282.375 kali transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp220,93 miliar. Jumlah pengguna QRIS di Provinsi NTB juga tercatat telah mencapai 16.559 user.
“Penambahan user QRIS pada bulan Mei 2024 ini mencapai 3.641 user. Tentunya, melalui rangkaian acara QRIS Jelajah Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan transaksi dan mendorong pengguna QRIS di NTB,” pungkas Achmad Fauzi.