BeritaNews

Kemunculan Dugong di Pantai Nipah Ini Faktanya

×

Kemunculan Dugong di Pantai Nipah Ini Faktanya

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami

JE-Lombok Utara-Salah satu jenis mamalia laut, duyung atau biasa juga disebut dugong sudah mulai terlihat di tepi Pantai Nipah, Desa Malaka, pemenang/">Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baru-baru ini, beberapa ekor dugong terekam oleh kamera bawah laut salah satu anggota Turtle Conservation Community (TCC) Nipah, Tengah mencari makanan di Padang Lamun Pantai Nipah.

Sebagaimana dijelaskan Ketua TCC Nipah, Fikriludin dan anggota TCC Nipah Husnaen di Kawasan Koservasi Penyu Pantai Nipah, Sabtu (23/9/2023), kemunculan Dugong ini ditengarai karena suburnya sumber makanan di Padang Lamun Nipah.

Sebagai refrensi, duyung atau dugong (Dugong dugon) adalah sejenis mamalia laut yang merupakan salah satu anggota sirenia atau sapi laut yang masih bertahan hidup sampai usia 22 sampai 25 tahun.

Baca Juga :  Kabasarnas Tinjau Langsung Pengamanan MotoGP 2023

Duyung bukanlah ikan, karena menyusui anaknya dan masih merupakan kerabat evolusi dari gajah. Ia merupakan satu-satunya hewan yang mewakili suku dugongidae. Selain itu, ia juga merupakan satu-satunya lembu laut yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik, walaupun kebanyakan duyung tinggal di kawasan timur jurnalekbis.com/tag/indonesia/">Indonesia dan perairan utara Australia.

Fikriludin menambahkan, dalam beberapa tahun terahir masyarakat setempat mulai sadar akan pentingnya menjaga kelestraian dan konservasi laut. Pantai Nipah sudah dijadikan sebagai Kawasan konservasi Penyu.

Menurutnya ada tiga jenis penyu yang kerap mendarat dan bertelur di Pantai Nipah. Tiga jenis penyu itu, Penyu Hijau, Penyu Sisik dan Penyu Lekang. Pada puncak masa bertelur sekitar bulan April sampai dengan bulan juni ada belasan ribu telur penyu bisa didapatkan.

Baca Juga :  Kebakaran Nyaris Lalap Rumah, Petugas Damkar Gerung Sigap

“Pernah pada masa puncaknya, jumlah telur penyu mencapai 16.000 butir sekali musim bertelur,” ungkapnya.

Sejak tahun 2017 lalu fikriludin dan adiknya husnaen mulai melakukan konservasi penyu secara swadaya di Pantai Nipah, karena keperihatinannya terhadap hewan amfibi ini yang kerap kali diburu dan diambil telurnya untuk dijual dan dikonsumsi.

“Dulu yang sering berburu penyu disini adalah orang luar termasuk orang lokal sendiri, telurnya diambil anak penyunya juga diambil bahkan indukannya juga di tangkap, kemduian dijual dan dikonsumsi sendiri, karena Masyarakat belum paham arti pentingnya penyu,” bebernya.

Mulai tahun 2018 usaha untuk menjaga kelestarian penyu di Pantai Nipah membuahkan hasil sampai sekarang. Masyarakat mulai sadar dan turut serta menjadi bagian yang menjaga kelestarian penyu di Pantai Nipah. Karena masyakat semakin sadar dampak yang dimunculkan dari lestarinya penyu. Misalnya meningkatnya jumlah wisatawan local maupun mancanegara hidupnya ekonomi dengan menggeliatnya usaha-usaha lapak di sepanjang Pantai Nipah.

Baca Juga :  Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud, 'ADIL GAMA' Kota Bima Gelar Doa Bersama Petani dan Peternak Milenial

Sejak saat itu berbagai pihak, ikut berperan aktif mendukung pelestrian penyu. Diantaranya, Pertamina, BKSDA NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan NTB. Saat ini sudah ada ratusan media transpalantasi karang yang sudah di tempatkan diperairan Pantai Nipah. Banyaknya media tanam karang ini dan suburnya padang lamun Pantai Nipah karena didukung kesadaran bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan Pantai Nipah.

“Sekarang kalau dikedalam 3 sampai 4 meter kita bisa menjumpai gerombolan penyu, ikan-ikan karang, termasuk Dugong. Ini salah satu dampak yang kami rasakan setelah digiatkan konservasi Penyu disini, dan sudah ada paket wisata snorkling dan menyelam yang sudah kami siapkan disini” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *