Mataram, Jurnalekbis.com – Kantor Wilayah (Kanwil) BULOG Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperkuat strategi pangan/">ketahanan pangan dengan memastikan pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat di tahun 2025.
“Saat ini, proses bongkar muat 5.900 ton beras impor dari Myanmar melalui Pelabuhan Lembar sedang berlangsung,” ungkap Sri Muniati, Pimpinan Wilayah BULOG NTB. Sabtu (4/1).
Beras impor ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan, termasuk Program Bantuan Pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), tanggap darurat, serta keperluan lain yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Berdasarkan data terkini, stok CBP yang dikelola BULOG NTB masih mencukupi untuk kebutuhan penyaluran selama tiga bulan. Namun, langkah antisipasi tetap dilakukan untuk memastikan cadangan minimal terpenuhi hingga tiga bulan ke depan. Tambahan stok dari impor ini diharapkan memperkuat ketersediaan beras di Provinsi NTB,” jelasnya.
Sri Muniati, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir akan pasokan beras.Harga pasar beras medium di NTB tercatat rata-rata mencapai Rp13.200 per kilogram.
“Kami siap menyalurkan kembali Beras CBP pada tahun 2025 untuk menjaga stabilitas harga di tengah harga beras medium yang saat ini berada di atas HET, yaitu Rp12.500 per kilogram,” ujarnya.

Kanwil NTB akan menyalurkan Beras SPHP ke masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk mitra penyalur, operasi pasar, dan Gerakan Pangan Murah. Program ini menunggu keputusan resmi pemerintah terkait kebijakan stabilisasi harga beras pada tahun 2025.
“BULOG juga telah mempersiapkan Beras Bantuan Pangan yang akan disalurkan setelah penetapan jumlah penerima bantuan di NTB,” terangnya.
Selaras dengan dua cita Asta Cita pemerintah, yakni memastikan kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga terjangkau serta meningkatkan kesejahteraan petani, BULOG NTB akan memaksimalkan serapan gabah lokal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Penyerapan gabah dari petani lokal menjadi kunci untuk meningkatkan produksi padi, menjaga pasokan secara mandiri, dan memastikan petani mendapatkan harga jual yang layak, target pengadaan tahun 2025 ditetapkan sebesar 350.000 ton setara beras atau 700.000 ton Gabah Kering Panen (GKP),” tambah Sri Muniati.
Keberhasilan pengadaan ini membutuhkan dukungan teknologi pengolahan modern, mulai dari pengeringan hingga penyimpanan. BULOG NTB juga mengandalkan kerja sama erat dengan pemerintah daerah, kelompok tani, dan pelaku pasar untuk memastikan kelancaran proses pengadaan.
BULOG menyerukan kerja sama dari seluruh pihak, termasuk SKPD, BUMN, dan perusahaan penggilingan padi, guna mendukung rencana penguatan stok ini. Dengan strategi yang matang dan sinergi yang solid, ketahanan pangan di NTB diharapkan tetap terjaga, dan kesejahteraan petani lokal dapat meningkat.