Jurnalekbis.com – Insiden jatuhnya jet tempur Angkatan Laut China (PLAN) saat latihan di Provinsi Hainan pada Sabtu (15/3) menambah daftar panjang insiden militer di kawasan Laut China Selatan yang semakin tegang. Meskipun pilot berhasil selamat, insiden ini memicu pertanyaan tentang kesiapan militer China dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di wilayah yang diperebutkan.
Menurut pernyataan resmi militer China, jet tempur tersebut jatuh di wilayah selatan Pulau Hainan saat sedang melakukan latihan rutin. Pilot berhasil melontarkan diri dengan selamat, dan tidak ada kerusakan tambahan yang dilaporkan di darat. “Pilot berhasil melontarkan diri, dan tidak ada kerusakan tambahan yang terjadi di darat,” demikian pernyataan militer China yang dikutip dari AFP.
Militer China segera meluncurkan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. “Investigasi terhadap penyebab kecelakaan telah diluncurkan dan angkatan laut sedang mengatur upaya untuk menangani akibatnya,” tambahnya. Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan China dalam menangani insiden tersebut dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, wilayah yang menjadi titik api geopolitik di Asia Tenggara. Provinsi Hainan, yang terletak di ujung selatan China, memiliki peran strategis dalam klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Dalam beberapa bulan terakhir, China semakin gencar menegaskan klaim teritorialnya di wilayah tersebut, yang tumpang tindih dengan klaim dari negara-negara lain seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Klaim “sembilan garis putus-putus” yang diajukan oleh China mencakup sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang kaya akan sumber daya alam dan jalur pelayaran penting.

Bulan lalu, Otoritas Penjaga Pantai Filipina mengecam manuver “berbahaya” helikopter AL China yang membawa sekelompok wartawan di atas gugusan karang Scarborough yang disengketakan. Insiden ini menambah daftar panjang konfrontasi antara China dan Filipina di Laut China Selatan.
Selain itu, negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya juga meningkatkan kehadiran militer mereka di wilayah tersebut untuk menantang klaim China dan mendukung kebebasan navigasi. Hal ini semakin memperumit situasi dan meningkatkan risiko salah perhitungan yang dapat memicu konflik yang lebih besar.
Jatuhnya jet tempur China ini dapat memiliki beberapa dampak potensial:
- Peningkatan Ketegangan: Insiden ini dapat memperburuk ketegangan yang sudah ada di Laut China Selatan, terutama jika investigasi mengungkap adanya faktor eksternal yang terlibat.
- Evaluasi Kesiapan Militer: Insiden ini dapat mendorong militer China untuk mengevaluasi kesiapan armada udaranya dan meningkatkan standar keselamatan penerbangan.
- Propaganda dan Opini Publik: Insiden ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang bersaing untuk tujuan propaganda dan mempengaruhi opini publik, baik di dalam maupun di luar China.
Analis militer juga akan mencermati jenis jet tempur yang jatuh, serta penyebab kecelakaan tersebut. Informasi ini dapat memberikan wawasan tentang kemampuan dan kelemahan militer China.
Masa depan Laut China Selatan masih penuh dengan ketidakpastian. Meskipun semua pihak menyatakan keinginan untuk menyelesaikan sengketa secara damai, tindakan di lapangan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Insiden jatuhnya jet tempur China ini menjadi pengingat bahwa risiko konflik di Laut China Selatan sangat nyata. Diperlukan upaya diplomatik yang lebih intensif dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mencegah eskalasi yang tidak diinginkan.