Beijing , Jurnalekbis.com– Tiga astronaut misi berawak Shenzhou-19 akhirnya kembali ke Bumi dengan selamat pada Rabu (30/4) sore waktu setempat, menandai akhir dari perjalanan luar angkasa selama 183 hari di orbit. Badan Antariksa Berawak China atau China Manned Space Agency (CMSA) mengonfirmasi bahwa seluruh awak dalam kondisi sehat setelah mendarat dengan kapsul pembawa pulang di situs pendaratan Dongfeng, Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara.
Pendaratan ini menjadi tonggak penting dalam program luar angkasa China yang terus menunjukkan kemajuan pesat dan kemampuan teknologi yang kompetitif secara global. Misi Shenzhou-19 juga menjadi bagian dari langkah panjang China dalam membangun dan mengoperasikan stasiun luar angkasa Tiangong, serta memperkuat posisi negara tersebut sebagai kekuatan antariksa baru dunia.
Proses pemulangan awak dimulai pada pukul 12.17 waktu Beijing (11.17 WIB) ketika Beijing Aerospace Control Center (BACC) mengeluarkan perintah pemisahan kapsul melalui stasiun bumi. Prosedur ini memisahkan kapsul orbit dari kapsul pembawa pulang.
Selanjutnya, mesin rem dinyalakan untuk memperlambat laju kapsul pembawa pulang dan memastikan lintasan jatuh yang aman ke permukaan bumi. Pada pukul 13.08 waktu setempat, kapsul itu mendarat dengan presisi di zona pendaratan Dongfeng.
Satu jam kemudian, tepat pukul 14.02, seluruh astronaut berhasil keluar dari kapsul, disambut oleh tim medis dan teknisi dari CMSA. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan awal dan dinyatakan dalam kondisi fisik yang stabil dan baik.
Meski CMSA belum merilis nama-nama lengkap astronaut dalam misi Shenzhou-19 secara resmi dalam pernyataan publik terakhir, ketiga awak ini menjalani pelatihan intensif sebelum diberangkatkan ke luar angkasa dan bertugas selama lebih dari enam bulan di stasiun luar angkasa Tiangong.
Para astronaut ini bertanggung jawab atas berbagai misi ilmiah, perakitan modul, pemeliharaan sistem, hingga eksperimen medis dan teknologi. Pengalaman mereka di orbit memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan teknologi luar angkasa mandiri China, sekaligus memperkaya pengetahuan ilmiah global tentang kehidupan jangka panjang di luar angkasa.
Misi Shenzhou-19 menandai durasi tinggal yang cukup panjang di orbit, yakni hampir enam bulan penuh. Dalam rentang waktu tersebut, para astronaut:
-
Menjalankan eksperimen ilmiah, termasuk uji coba biologi luar angkasa dan teknologi material.
-
Melakukan pemeliharaan modul stasiun luar angkasa Tiangong dan sistem pendukung kehidupan.
-
Menguji berbagai sistem komunikasi dan kendali misi.
-
Berpartisipasi dalam siaran langsung untuk edukasi sains bagi pelajar di China.
Misi ini juga berperan dalam verifikasi sistem pendukung jangka panjang yang penting untuk keberlangsungan operasi stasiun luar angkasa jangka panjang China.

Stasiun luar angkasa Tiangong (yang berarti “Istana Surgawi”) adalah proyek ambisius milik pemerintah China yang dibangun untuk bersaing dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara mitra lainnya.
Berbeda dengan ISS yang melibatkan banyak negara, Tiangong sepenuhnya dibangun dan dikelola oleh China. Tiangong dirancang sebagai platform penelitian ilmiah, dengan modul-modul yang bisa ditambahkan untuk memperluas fungsionalitasnya di masa depan.
Misi Shenzhou-19 menjadi bagian penting dalam rotasi awak dan operasionalisasi stasiun Tiangong, yang menandakan bahwa sistem pendukung kehidupan, suplai energi, dan teknologi keselamatan telah mencapai standar tinggi dan siap untuk ekspansi
China telah menunjukkan kemajuan luar biasa dalam eksplorasi antariksa dalam 10 tahun terakhir. Beberapa capaian penting selain Shenzhou-19 antara lain:
-
Misi Chang’e ke Bulan, termasuk keberhasilan mendaratkan wahana di sisi jauh bulan.
-
Peluncuran Tianwen-1, misi sukses ke Mars yang mencakup orbit dan pendaratan rover Zhurong.
-
Peluncuran berturut-turut modul Tiangong, termasuk Tianhe, Wentian, dan Mengtian.
Dalam konteks geopolitik, kemajuan ini juga mencerminkan ambisi China untuk tidak hanya menjadi pemain regional, tetapi juga pemimpin global dalam teknologi ruang angkasa.
Setelah keberhasilan misi ini, China diperkirakan akan meluncurkan misi berawak selanjutnya, Shenzhou-20, dalam beberapa bulan ke depan, sebagai bagian dari program rotasi awak reguler di stasiun Tiangong.
Beberapa prediksi untuk misi mendatang:
-
Penambahan modul eksperimental baru ke stasiun.
-
Uji coba kendaraan luar angkasa tanpa awak untuk logistik dan suplai otomatis.
-
Peningkatan durasi misi hingga lebih dari 200 hari di orbit.
-
Kolaborasi potensial dengan negara berkembang dalam program sains luar angkasa.
China juga mulai membuka pintu untuk astronaut dari negara lain dalam kerja sama bilateral, yang bisa menjadi langkah strategis membangun koalisi luar angkasa baru di tengah ketegangan geopolitik global.
Kesuksesan Shenzhou-19 disambut baik oleh komunitas ilmiah internasional, meskipun sejumlah negara masih memiliki keterbatasan dalam kerja sama teknologi karena alasan politik dan embargo transfer teknologi luar angkasa ke China.
Di dalam negeri, media dan masyarakat menyambut misi ini dengan kebanggaan nasional, menyoroti bagaimana China kini berada di garda depan perlombaan antariksa modern. Media pemerintah seperti Xinhua dan CCTV menyiarkan langsung momen pendaratan dan sambutan awak, sementara platform media sosial China seperti Weibo dipenuhi ucapan selamat dari netizen.