DaerahEkonomiGaya Hidup

Ketua Dekranasda NTB Dukung Tenun Semoyang Tembus Fashion Global

×

Ketua Dekranasda NTB Dukung Tenun Semoyang Tembus Fashion Global

Sebarkan artikel ini
Ketua Dekranasda NTB Dukung Tenun Semoyang Tembus Fashion Global
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Tengah, Jurnalekbis.com – Upaya memperkuat daya saing industri kreatif berbasis warisan budaya terus digencarkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu langkah nyata terlihat dari kunjungan Ketua Dekranasda NTB, Ibu Sinta M. Iqbal, dalam kegiatan Pelatihan Tenun dan Desain di Desa Semoyang, praya-timur/">Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah.

Pelatihan ini merupakan inisiatif Dinas Perindustrian Provinsi NTB untuk meningkatkan kompetensi teknis serta memperluas cakrawala desain bagi para perajin dan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) tenun. Digelar selama tiga hari sejak 16 hingga 18 Juni 2025, kegiatan ini melibatkan instruktur profesional yang membimbing peserta dalam berbagai aspek keterampilan menenun, mulai dari teknik dasar hingga pemanfaatan pewarna alami.

Dalam kunjungannya, Bunda Sinta – sapaan akrab Ketua Dekranasda NTB – menyampaikan harapan besar kepada para peserta pelatihan, khususnya para penenun di Desa Semoyang, untuk mulai berinovasi dengan menghasilkan kain tenun berukuran lebar satu meter, memiliki tekstur yang lebih halus, serta menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan.

“Peserta telah dibekali dengan pelatihan dan alat bantu produksi yang memadai. Sekarang saatnya naik kelas. Kain tenun lebar satu meter bukan hanya meningkatkan nilai jual, tapi juga memperkuat posisi tenun NTB di pasar nasional dan global,” tegas Bunda Sinta.

Baca Juga :  Unik, JCH Lombok Timur Bawa Kipas Senjata Hadapi Panas Terik Mekkah

Kehadiran Bunda Sinta dalam pelatihan ini bukan sekadar simbolis, namun menjadi bukti konkret keterlibatan Dekranasda dalam upaya mengangkat derajat produk kerajinan lokal agar mampu bersaing secara kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional.

Kegiatan pelatihan tenun dan desain yang diselenggarakan di Kantor Desa Semoyang ini melibatkan berbagai tahapan, dimulai dari teori hingga praktik langsung. Para peserta mendapatkan pengajaran tentang teknik tenun ikat tradisional, pembuatan pola desain benang, proses pewarnaan alami dengan bahan nabati lokal, hingga praktik menggunakan alat tenun gedogan – sebuah alat tradisional yang masih eksis di sejumlah sentra tenun NTB.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj Nuryanti, SE., ME., pelatihan ini merupakan bagian dari skema jangka panjang pemberdayaan IKM yang menggabungkan antara pelestarian budaya dan inovasi pasar.

“Kami ingin para penenun tidak hanya terampil dalam teknik, tetapi juga kreatif dalam desain dan mampu membaca arah pasar. Inovasi berbasis budaya adalah kunci agar tenun kita tak hanya lestari, tapi juga mendunia,” ujar Hj. Yanti.

Baca Juga :  Anggur Jupiter Digemari Pengunjung Di Kebun Wisata

Pada hari kedua pelatihan, suasana semakin semarak ketika para peserta mulai mengimplementasikan ilmu yang diberikan melalui praktik langsung. Mereka diajarkan membuat pola desain di benang dengan teknik ikat yang presisi, yang menjadi ciri khas utama dari tenun ikat NTB. Tahapan ini membuka wawasan baru bahwa nilai estetika sebuah kain tidak hanya ditentukan saat proses menenun, tetapi sejak pemilihan motif dan pewarnaan benang.

Dr. Aryanti Dwiyani, M.Pd., Kabid Sarana Prasarana dan Pemberdayaan Industri yang mewakili Kadisperin dalam pembukaan pelatihan, menekankan pentingnya proses kreatif dalam setiap tahap produksi. Menurutnya, pelatihan ini didesain agar mampu memperkuat kemampuan teknis dan juga memperluas perspektif perajin terhadap pentingnya inovasi berkelanjutan.

“Kegiatan ini bukan hanya transfer keterampilan, tapi juga ajang membuka wawasan para penenun terhadap potensi besar dari warisan budaya mereka sendiri,” jelas Aryanti.

Kepala Desa Semoyang, Bapak Zulkarnaen, M.Pd., mengapresiasi penuh inisiatif pelatihan ini. Ia mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat desanya menggantungkan hidup dari kerajinan, termasuk menenun. Dengan adanya pelatihan ini, pihak desa melihat secercah harapan baru untuk mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.

Baca Juga :  Srikandi PLN NTB Semarakkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan Aksi Green Employee Involvement

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Dekranasda dan Dinas Perindustrian. Kegiatan ini bukan hanya menghidupkan budaya, tapi juga memberi napas baru bagi ekonomi masyarakat kami,” tuturnya.

Zulkarnaen menambahkan, pihaknya siap mendukung keberlanjutan program ini dengan melibatkan lembaga desa seperti PKK, Karang Taruna, hingga kelompok arisan penenun sebagai ekosistem pendukung industri kreatif berbasis tenun.

Salah satu poin penting yang menjadi perhatian dalam pelatihan ini adalah peningkatan kualitas produk. Menurut Bunda Sinta, kain tenun dengan ukuran lebar 1 meter dan tekstur lebih halus sangat diminati pasar fashion modern, baik untuk busana muslim maupun fesyen kontemporer. Ditambah dengan penggunaan pewarna alami seperti daun indigofera, kulit kayu, dan akar mengkudu, produk tenun NTB diyakini dapat menggaet segmen pasar yang peduli lingkungan dan etika produksi.

“Sekarang banyak konsumen nasional hingga mancanegara mencari produk yang tidak hanya cantik, tapi juga berkelanjutan dan etis. Ini kesempatan besar bagi tenun NTB,” terang Bunda Sinta.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *