Washington DC, Jurnalekbis.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan Senator Florida, Marco Rubio, untuk merampungkan kesepakatan kerja sama pertahanan dengan Qatar. Perintah ini datang menyusul serangan Israel di Doha, Qatar, yang menargetkan para pemimpin Hamas.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform X, Trump mengklarifikasi bahwa serangan tersebut bukan keputusannya, melainkan operasi yang dilakukan oleh militer AS. “Saya diberitahu tentang serangan itu oleh militer AS, bukan keputusan saya,” tulis Trump. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah berbicara dengan para pemimpin Qatar, meyakinkan mereka bahwa insiden serupa tidak akan pernah terjadi lagi di tanah mereka.
Trump menekankan bahwa serangan itu menargetkan area di Doha tempat para pemimpin Hamas berkumpul, dan ia menyatakan harapan agar perdamaian akan tercapai di wilayah tersebut.
Serangan ini terjadi di tengah negosiasi yang sedang berlangsung mengenai usulan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Sebagian besar pemimpin militer Hamas telah tewas di Gaza dalam dua tahun terakhir, namun kepemimpinan politik mereka di luar Gaza sebagian besar masih utuh, kecuali beberapa tokoh penting.
Sebelumnya, AS telah menyerang situs nuklir di Iran yang telah dikoordinasikan. Menyusul serangan tersebut, Republik Islam membalas dengan menyerang pangkalan kosong pasukan AS di Qatar. Insiden ini dikecam oleh banyak negara di kawasan, yang mengutuk serangan terhadap Qatar.
Di sisi lain, pembunuhan para pemimpin Hamas di luar Gaza juga menjadi sorotan. Ismail Hanieh, mantan kepala kantor politik Hamas, terbunuh saat berada di Iran, sementara wakilnya, Saleh Al-Arouri, tewas di Beirut.
Perintah Trump kepada Rubio untuk mempercepat kesepakatan pertahanan dengan Qatar menunjukkan upaya AS untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah. Qatar, yang bukan anggota NATO, adalah sekutu penting AS dan memiliki pangkalan militer AS terbesar di kawasan. Kerja sama pertahanan yang kuat dianggap penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut, terutama di tengah eskalasi konflik yang terus terjadi.
