Internasional

Filipina Bidik Jet Tempur KF-21 Boramae, Perkuat Kerja Sama Pertahanan dengan Korea Selatan

×

Filipina Bidik Jet Tempur KF-21 Boramae, Perkuat Kerja Sama Pertahanan dengan Korea Selatan

Sebarkan artikel ini
Filipina Bidik Jet Tempur KF-21 Boramae, Perkuat Kerja Sama Pertahanan dengan Korea Selatan

Manila, Jurnalekbis.com – Pemerintah Filipina dikabarkan tengah bernegosiasi dengan Korea Aerospace Industries (KAI) dari Korea Selatan untuk mengakuisisi jet tempur tambahan, termasuk kemungkinan membeli pesawat tempur canggih KF-21 Boramae. Kabar ini diungkap oleh South China Morning Post pada Senin (27/10), tak lama setelah pameran pertahanan internasional Seoul ADEX 2025 berlangsung.

Langkah ini menunjukkan semakin eratnya hubungan pertahanan antara Manila dan Seoul, sekaligus memperlihatkan ambisi Filipina memperkuat kemampuan tempur udara di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.

Negosiasi berlangsung usai Pameran Dirgantara & Pertahanan Internasional Seoul ADEX 2025, yang digelar pada 19–23 Oktober di Pangkalan Udara Seoul, Seongnam. Dalam acara tersebut, KAI menampilkan sejumlah alutsista unggulannya, termasuk pesawat tempur multiperan KF-21 Boramae, FA-50 Fighting Eagle, serta helikopter KUH-1 Surion.

Pesawat KF-21 Boramae menjadi pusat perhatian setelah diterbangkan langsung oleh pilot Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF) di hadapan delegasi militer dari berbagai negara, termasuk perwakilan dari Filipina.

“Pengalaman tempur mereka yang sesungguhnya menjadi referensi kuat yang dapat dipromosikan ke negara lain,” kata Park Seonhee, Manajer Senior Pengembangan Bisnis Internasional KAI untuk Asia, kepada This Week in Asia.
“Kami menghargai Angkatan Udara Filipina (PAF) yang telah mengoperasikan FA-50 dan baru-baru ini memesan unit tambahan. Kami berkomitmen mendukung mereka memperkuat kapabilitas udara,” ujarnya.

KF-21 Boramae sendiri merupakan pesawat tempur generasi 4,5, dirancang untuk menyaingi J-10 dan FC-31 buatan China. Jet ini dijadwalkan mulai beroperasi penuh pada akhir 2026, dan diposisikan KAI sebagai opsi tempur berbiaya efisien namun berkemampuan tinggi untuk pasar Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

Selain KF-21, KAI juga menonjolkan FA-50, pesawat tempur ringan yang sudah dioperasikan Filipina sejak 2014. Total, negara tersebut telah menerima 12 unit FA-50, dan awal tahun ini menandatangani kontrak tambahan untuk 12 unit baru dengan spesifikasi yang lebih canggih.

“Keunggulan kami adalah tingkat kesiapan operasional yang selalu di atas 85 persen. Artinya, jika ada situasi darurat, FA-50 siap tempur kapan saja dan di mana saja,” ujar Daeseo Park, pensiunan kolonel RoKAF yang kini menjadi penasihat bisnis global KAI.

Sementara itu, Vincent Kyle Parada, analis pertahanan dan mantan perwira Angkatan Laut Filipina, menilai ekspansi ekspor pertahanan Korea Selatan tumbuh seiring meningkatnya permintaan dari negara-negara berpengaruh di kawasan.
“Mereka dikenal andal dan lebih terjangkau dibanding produsen Barat. Selain itu, kedekatan geografis memungkinkan Korea Selatan memberikan dukungan purna jual yang kuat, termasuk transfer teknologi,” jelasnya kepada This Week in Asia.

Meski pemerintah Filipina belum mengonfirmasi jumlah atau jenis pesawat yang akan dibeli, pembicaraan ini menegaskan niat Manila memperkuat aliansinya dengan Seoul.

Dorongan Korea Selatan memperluas ekspor kedirgantaraannya juga menjadi bagian dari strategi besar negara tersebut untuk menjadi salah satu dari empat eksportir pertahanan terbesar di dunia. Asia Tenggara, termasuk Filipina, kini menjadi pasar utama yang diincar Seoul untuk memperluas pengaruh pertahanannya.

Bagi Filipina, kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam modernisasi militernya, khususnya di sektor udara, menghadapi dinamika keamanan yang terus berkembang di Laut China Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *