Hukrim

Mau Nikah, Pulang Jadi Jenazah! Kematian Sahri Penuh Tanda Tanya

×

Mau Nikah, Pulang Jadi Jenazah! Kematian Sahri Penuh Tanda Tanya

Sebarkan artikel ini
Mau Nikah, Pulang Jadi Jenazah! Kematian Sahri Penuh Tanda Tanya
Ayah dan Ibu PMI yang meninggal di Malaysia
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Kabar duka menyelimuti keluarga Sahri Ramdan, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sahri dilaporkan meninggal dunia di tengah kebun di Malaysia, tak lama setelah berburu ayam hutan bersama teman-temannya. Kematian mendadak ini menyisakan segudang pertanyaan dan dugaan kejanggalan bagi keluarga, terutama sang ayah yang merasakan ada yang tidak beres dari informasi yang diterimanya.

Kabar tragis ini sontak mengejutkan keluarga di Lombok Barat. Sahri Ramdan yang dikenal pendiam dan berencana pulang untuk menikah pada 10 Juni 2025 ini, justru harus kembali ke tanah air dalam kondisi tak bernyawa. Kisah pilu ini menyoroti kompleksitas hidup para pekerja migran di negeri orang, di mana kadang kala risiko tersembunyi dapat mengintai di balik mimpi mencari nafkah.

Jumantri, ayah kandung Sahri Ramdan, menuturkan informasi yang ia terima dari teman-teman anaknya di Malaysia. Menurut kesaksian mereka, Sahri bersama lima rekannya, yang semuanya berasal dari Lombok (tiga dari Desa Buwun Sejati, satu dari Desa Batu Mekar, dan satu dari Lombok Timur), keluar malam hari untuk berburu ayam hutan setelah jam kerja.

“Kalau informasi dari anaknya yang mendapatkan informasi dari teman-teman dari Malaysia, mereka berenam keluar malam untuk mencari ayam di hutan setelah kerja,” jelas Jumantri. Selasa (10/6).

Baca Juga :  Tim Reskrim Polsek Mataram Ungkap Kasus Pencurian di Kantor Notaris

Perburuan itu sempat membuahkan hasil. Mereka berhasil mendapatkan seekor ayam. Sahri, setelah mendapatkan ayam, memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Namun, kelima temannya kembali lagi ke hutan untuk melanjutkan perburuan. Nahas, setelah itu Sahri tak kunjung kembali dan hilang dari pantauan teman-temannya.

“Setelah dapat ayam, pulang dia (korban), tapi mereka balik lagi untuk mencari ayam. Namun, setelah korban hilang terus,” lanjut Jumantri.

Pencarian pun dilakukan oleh teman-teman Sahri yang tersisa. Hingga akhirnya, Sahri ditemukan sudah tak bernyawa lagi di tengah kebun. Jasadnya kemudian dibawa ke rumah karyawan tempat mereka tinggal, dan selanjutnya dilarikan ke rumah sakit. Namun, setibanya di rumah sakit, Sahri dinyatakan sudah meninggal dunia.

Kematian Sahri Ramdan menjadi semakin misterius dengan adanya luka aneh pada tubuh korban. Jumantri mengungkapkan bahwa anaknya mengalami luka di bagian dada dan paha. Awalnya, informasi yang beredar menyebutkan bahwa luka tersebut akibat diseruduk kerbau. Namun, Jumantri meragukan informasi ini dan merasa ada yang janggal.

“Anak saya mengalami luka di bagian dada dan bagian paha. Informasinya, luka tersebut akibat diseruduk kerbau dan macam-macam info penyebab kematiannya,” kata Jumantri.

Kecurigaan Jumantri bukan tanpa alasan. Ia merasa luka yang diderita anaknya tidak konsisten dengan cedera akibat serudukan kerbau. “Saya bingung, kalau diseruduk kerbau tidak mungkin cuma luka di bagian dada dan paha, pasti badannya remuk. Tapi badan korban ini biasa saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Satu Kawanan Pencuri Sepeda Motor Diringkus Polisi

Lebih lanjut, Jumantri menggambarkan detail luka tersebut.  “Lukanya itu kecil seperti luka tusuk,” ungkapnya. Hal ini semakin menambah tanda tanya besar. Yang paling mencurigakan, teman-teman korban yang seharusnya bersama Sahri saat kejadian justru mengaku tidak mengetahui penyebab luka tersebut. “Dari keterangan teman-temannya mereka tidak tahu luka itu,” tambah Jumantri.

Kejanggalan ini diperkuat dengan sikap pengawas tempat Sahri bekerja di Malaysia. “Saya belum tahu info apakah anak saya dibunuh, tapi dari keterangan anak saya yang paling besar dan sama pengawasnya di Malaysia tidak mungkin kalau anaknya diseruduk kerbau. Dan tiba-tiba pengawas di Malaysia langsung berhenti menghubungi,” papar Jumantri.

Pihak berwajib di Malaysia telah mengambil tindakan serius terkait kasus kematian Sahri Ramdan. Informasi yang diterima keluarga di Lombok menyebutkan bahwa polisi telah memeriksa lima orang teman korban, yang juga merupakan rekan kerja Sahri. Mereka dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

“Dari info yang kami terima, polisi sudah memeriksa lima orang teman korban serta teman kerja korban dibawa ke kantor polisi,” ujar Jumantri.

Yang menjadi titik fokus penyelidikan adalah keterangan dari kelima teman korban yang terus berubah-ubah. “Dan polisi di Malaysia belum melepas lima orang teman korban, karena keterangan mereka selalu berbeda-beda,” ungkap Jumantri.

Keluarga Sahri Ramdan, khususnya sang ayah, memiliki harapan besar terhadap proses hukum ini. Mereka menuntut keadilan. “Harapan kami sekeluarga, agar para pelaku jika anak saya sebagai korban pembunuhan, agar dihukum sesuai dengan perbuatannya,” tegas Jumantri.

Baca Juga :  Fihirudin: Pemda Lombok Tengah Harus Bertindak Tegas

Duka mendalam juga dirasakan oleh Hasini, ibunda Sahri Ramdan. Ia mengenang komunikasi terakhirnya dengan sang anak yang terjadi pada hari Jumat, usai Sahri melaksanakan Salat Idul Adha. Dalam percakapan terakhir itu, Sahri bercerita tentang rencana kepulangannya untuk menikah dan bahkan sudah ada calon istri.

“Sahri Ramdan terakhir berkomunikasi pada hari Jumat usai melaksanakan Salat Idul Adha. Dia cerita mau pulang untuk menikah dan sudah ada calon istrinya,” tutur Hasini.

Sahri juga sempat menanyakan kabar semua anggota keluarganya, apakah sudah pulang ke rumah atau belum. Hasini, yang merasa heran dengan pertanyaan anaknya, sempat bertanya balik. “Saya menanyakan kenapa kamu menanyakan semua keluargamu? Dia jawab kepingin ketemu sama keluarganya, ngumpul di rumah soalnya hari Lebaran,” kenang Hasini.

Percakapan terakhir itu diwarnai canda tawa. Sahri Ramdan, yang dikenal pendiam dan jarang menceritakan masalah yang dihadapinya, terlihat begitu ceria. “Dia juga mengajak saya bercanda-canda dan dia ini jarang berbicara apa masalah yang dihadapinya, dia ini pendiam,” imbuh Hasini.

Rencana pernikahan Sahri Ramdan sudah sangat matang. Ia berencana pulang untuk melangsungkan pernikahan pada 10 Juni 2025 ini. Namun, takdir berkata lain. Tanggal yang seharusnya menjadi hari bahagia bagi Sahri dan keluarganya, kini justru menjadi pengingat akan kepergiannya yang menyakitkan dan penuh misteri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *