Internasional

Hanwha Aerospace Pamerkan K-NIFV, Kendaraan Tempur Anti-Drone Generasi Baru di ADEX 2025

×

Hanwha Aerospace Pamerkan K-NIFV, Kendaraan Tempur Anti-Drone Generasi Baru di ADEX 2025

Sebarkan artikel ini
Hanwha Aerospace Pamerkan K-NIFV, Kendaraan Tempur Anti-Drone Generasi Baru di ADEX 2025
Kunjungi Sosial Media Kami

Jurnalekbis.com — Hanwha Aerospace Korea Selatan menarik perhatian dunia pertahanan dengan memperkenalkan K-NIFV (Korean Next Infantry Fighting Vehicle) dalam ajang ADEX 2025, pameran pertahanan terbesar di Asia yang digelar di Seoul. Kendaraan tempur infanteri generasi terbaru ini disebut sebagai evolusi dari AS21 Redback, namun dengan tingkat kemandirian industri yang jauh lebih tinggi serta kemampuan menghadapi ancaman modern, termasuk drone kamikaze dan amunisi berkeliaran (loitering munition).

K-NIFV dikembangkan sebagai respons terhadap tantangan yang diungkap perang Ukraina, di mana serangan drone dan kebutuhan logistik yang efisien menjadi faktor penentu di medan tempur modern. Hanwha Aerospace menegaskan bahwa kendaraan ini dirancang untuk memangkas biaya, meningkatkan kandungan lokal, dan memperkuat kedaulatan industri pertahanan Korea Selatan.

Berbeda dari pendahulunya, Redback, yang banyak mengandalkan komponen impor, K-NIFV memprioritaskan komponen buatan dalam negeri. Hanwha Systems kini bertanggung jawab atas sistem proteksi aktif dan bidik turret, sementara Hanwha Aero LS mengembangkan stasiun senjata jarak jauh serta kendali tembakan. Rudal anti-tank baru dikembangkan oleh komando PGM di Hanwha Aero, dan SNT Dynamics menangani produksi meriam utama serta transmisi.

Baca Juga :  Merah Putih Berkibar di Sepang! Duo Indonesia Juara Kelas AM GT Asia

Langkah ini, menurut Hanwha, berhasil mengurangi ketergantungan ekspor, menurunkan biaya operasional, dan mempercepat rantai pasokan. “Pendekatan ini menghilangkan banyak hambatan kendali ekspor dan menekan biaya akuisisi,” tulis Hanwha dalam pernyataan resminya di ADEX 2025.

Secara desain, K-NIFV mengadopsi turret tanpa awak (unmanned turret) yang meningkatkan ruang internal kendaraan, memungkinkan angkutan delapan pasukan infanteri plus perlengkapan tambahan. Tata letak baru ini diklaim lebih mudah dirawat dan dioperasikan dibandingkan versi sebelumnya yang bergantung pada komponen impor.

Namun, daya tarik utama K-NIFV adalah kemampuannya melawan ancaman drone melalui sistem pertahanan berlapis. Hanwha mengonfirmasi bahwa kendaraan ini dilengkapi meriam 30 mm atau teleskopik 40 mm, mampu menembak jatuh drone hingga jarak 3–4 kilometer. Radar pendeteksi C-UAS terintegrasi dengan sistem penglihatan penembak dan komandan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu melacak target secara otomatis.

Baca Juga :  Duterte dan ICC: Akankah Filipina Menyerahkannya?

Ketika drone mendekat dalam jarak 1 kilometer, RCWS cerdas yang baru dikembangkan akan menembaknya secara presisi, bahkan untuk drone komersial berukuran kecil. Jika ancaman datang dalam jarak lebih dekat — sekitar 300 meter — sistem proteksi aktif (Active Protection System) K-NIFV akan meluncurkan peluru interseptor untuk menetralkan target.

Hanwha Aerospace menyebut pengerjaan proyek ini dimulai pada Oktober 2024, dengan anggaran mencapai KRW 34,5 miliar (sekitar Rp 400 miliar). Proyek tersebut telah melewati tinjauan desain kritis dan dijadwalkan selesai pada Maret 2028. K-NIFV ditawarkan sebagai kandidat pengganti kendaraan pengintai K200A1 yang saat ini masih digunakan Angkatan Darat Korea Selatan.

Selain untuk pasar domestik, Hanwha juga tengah menjajaki peluang ekspor ke sejumlah negara, termasuk Rumania, Italia, Norwegia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Arab Saudi. Versi lanjutan Block-2 bahkan dirancang dengan powertrain hibrida, suspensi aktif, dan sistem kesadaran situasional penuh (full-spectrum situational awareness), menjadikannya salah satu kendaraan infanteri paling canggih di dunia.

Baca Juga :  Pakistan Klaim Tembak Jatuh Lima Jet Tempur India, New Delhi Bungkam

Jika performa K-NIFV dalam uji coba lapangan memenuhi ekspektasi biaya dan logistik, kendaraan ini berpotensi menjadi ekspor unggulan Hanwha berikutnya, sekaligus simbol transisi Korea Selatan menuju kemandirian industri pertahanan berteknologi tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *