jurnalekbis.com/tag/1/">1-5:349">Jurnalekbis.com- Tesla, raksasa mobil listrik asal Amerika Serikat, tengah menghadapi badai persaingan yang semakin sengit di pasar China. Data terbaru menunjukkan bahwa penjualan Tesla di China mengalami penurunan yang signifikan pada Februari 2024, menandakan tantangan berat yang dihadapi perusahaan ini di pasar mobil listrik terbesar di dunia.
Menurut data yang dirilis oleh China Passenger Car Association (CPCA), Tesla hanya mengirimkan 30.688 unit Model 3 dan Model Y buatan pabriknya di Shanghai kepada pelanggan pada Februari. Angka ini menunjukkan penurunan yang tajam sebesar 51,5% dibandingkan dengan Januari dan anjlok 49,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan penjualan Tesla ini terjadi di tengah dominasi yang semakin kuat dari produsen mobil listrik lokal, BYD. Pada Februari, BYD berhasil menjual 322.846 unit kendaraan listrik, meningkat 7,4% dari bulan sebelumnya dan melonjak 164% dibandingkan dengan tahun lalu. Angka ini menunjukkan bahwa BYD semakin kokoh memimpin pasar mobil listrik di China, meninggalkan Tesla jauh di belakang.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penurunan penjualan Tesla di China. Pertama, persaingan yang semakin ketat dari merek-merek lokal. Produsen mobil listrik China, seperti BYD, Nio, dan Xpeng, terus berinovasi dan menghadirkan mobil-mobil listrik dengan teknologi canggih, desain menarik, dan harga yang kompetitif.
Kedua, munculnya pesaing baru yang sangat potensial, yaitu Xiaomi SU7. Mobil listrik besutan raksasa teknologi Xiaomi ini diperkenalkan pada Maret 2024 dan langsung mencuri perhatian konsumen dengan desain futuristik, performa tinggi, dan teknologi canggih. SU7 digadang-gadang akan menjadi pesaing serius bagi Tesla Model 3 di pasar China.
Ketiga, faktor musiman. Penjualan mobil di China biasanya mengalami penurunan pada bulan Februari karena adanya libur panjang Tahun Baru Imlek. Namun, penurunan penjualan Tesla pada Februari 2024 jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan penjualan mobil secara umum di China.
Xiaomi SU7 menjadi ancaman yang sangat serius bagi Tesla, terutama Model 3. Mobil listrik ini menawarkan kombinasi antara desain yang menawan, performa yang impresif, dan teknologi canggih yang menjadi ciri khas produk-produk Xiaomi.
SU7 dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, seperti sistem penggerak otonom, layar sentuh besar, dan konektivitas 5G. Mobil ini juga menawarkan performa yang luar biasa, dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu kurang dari 3 detik.
Selain itu, Xiaomi memiliki basis penggemar yang sangat besar di China. Hal ini memberikan keuntungan bagi Xiaomi dalam memasarkan SU7 kepada konsumen.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, Tesla perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan posisinya di pasar China. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan harga mobil-mobilnya.
Tesla juga perlu terus berinovasi dan menghadirkan mobil-mobil listrik dengan teknologi yang lebih canggih dan fitur-fitur yang lebih menarik. Selain itu, Tesla perlu memperkuat jaringan penjualan dan layanan purna jualnya di China.
Penurunan penjualan Tesla di China dapat berdampak pada pasar mobil listrik global. China adalah pasar mobil listrik terbesar di dunia, dan Tesla adalah salah satu pemain utama di pasar ini.
Jika Tesla terus kehilangan pangsa pasar di China, hal ini dapat memperlambat pertumbuhan pasar mobil listrik global. Selain itu, hal ini juga dapat memicu persaingan yang lebih ketat di pasar mobil listrik global.