BisnisEkonomi

Program LWC di Lapas Mataram Buka Jalan Bisnis Eks-Napi

×

Program LWC di Lapas Mataram Buka Jalan Bisnis Eks-Napi

Sebarkan artikel ini
Program LWC di Lapas Mataram Buka Jalan Bisnis Eks-Napi
Suasna penutupan pelatihan warga binaan di Lapas Mataram
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Asa dan harapan baru kini merekah di balik dinginnya dinding Lapas Perempuan Mataram. Selama hampir tiga bulan terakhir, gema semangat pemberdayaan terdengar nyaring berkat inisiatif Lombok Womenpreneur Club (LWC) yang hadir membawa program pelatihan komprehensif bagi para warga binaan. Ini bukan sekadar program biasa; ini adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih baik, bekal berharga untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai perempuan yang mandiri dan berdaya.

Founder LWC, Indah Purwanti, menjelaskan bahwa program pemberdayaan ini berfokus pada pembekalan soft skill yang relevang dengan kebutuhan pasar kerja dan potensi usaha mikro. “Kami ada pembekalan soft skill yang pertama ada baking class pembuatan roti sobek dan pai susu kemarin,” ujar Indah. Rabu (11/6).

Namun, program ini tak berhenti di sana. LWC memahami pentingnya keragaman keterampilan. Oleh karena itu, berbagai pelatihan lain turut digulirkan, membuka beragam opsi bagi warga binaan sesuai minat mereka.

“Ada juga pelatihan cara merangkai kerajinan mutiara, kemudian pelatihan makrame home decor,” tambah Indah.

Tak ketinggalan, sektor jasa juga menjadi fokus. Pelatihan di bidang kecantikan dan relaksasi ini sangat relevan dengan tren industri yang terus berkembang, memberikan bekal keterampilan profesional yang dapat langsung diterapkan pasca-pembebasan.

“Pelatihan pijat refleksi untuk salon dan spa, kemudian pelatihan facial wajah untuk salon dan spa,” papar Indah.

Baca Juga :  Sentuhan Kartini: LWC Beri Pelatihan Warga Binaan LPP Mataram

Yang menarik, program ini menerapkan sistem pendaftaran mandiri. Artinya, warga binaan memiliki kebebasan untuk memilih pelatihan yang paling sesuai dengan minat dan bakat mereka.

“Pokoknya luar biasa dari warga binaan kita berikan beberapa opsi pelatihan dan mereka daftar sendiri. Jadi mereka yang minat di masak, mereka daftar baking; yang minat kerajinan mendaftar di crafting; dan yang minat salon dan spa, mereka daftar di refleksi dan facial,” jelas Indah.

Salah satu kabar paling menggembirakan yang menyertai program ini adalah adanya kebijakan baru dari pemerintah yang disampaikan oleh Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM. Kebijakan ini secara signifikan menghapus syarat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk melamar pekerjaan.

“Kebetulan ada kebijakan baru dari pemerintah melalui Ditjen Pemasyarakatan di info tadi sama Kakanwil bahwa sekarang SKCK itu sudah dihapus untuk syarat melamar kerja,” ungkap Indah Purwanti.

Ini adalah terobosan fundamental yang akan mengubah nasib para eks narapidana. Selama ini, stigma dan hambatan birokrasi, terutama terkait SKCK, seringkali menjadi tembok tebal yang menghalangi mereka untuk kembali produktif di masyarakat.

“Jadi mereka yang residivis tidak memiliki SKCK berkelakuan baik, tapi sekarang dihapus. Jadi, berkas setara keluar dari Lapas mereka bisa mendaftar pekerjaan karena sudah tidak memerlukan SKCK,” tegas Indah.

Artinya, setelah mereka bebas, tidak ada lagi embel-embel catatan kriminal yang menghalangi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Kebijakan ini, ditambah dengan keterampilan yang diperoleh dari program LWC, menjadi kombinasi sempurna untuk reintegrasi sosial yang sukses.

Baca Juga :  Impor Jagung Tanah Air Alami Penurunan

Ini bukan hanya tentang menghilangkan hambatan, tetapi juga tentang memberikan kesempatan kedua. Dengan bekal keterampilan seperti memasak, merangkai kerajinan, atau layanan salon dan spa, mereka tidak hanya bisa melamar pekerjaan, tetapi juga memiliki opsi untuk membuka usaha kecil-kecilan.

“Apalagi mereka sekarang mempunyai keterampilan untuk cooking atau keterampilan lain salon dan lainnya bisa dipraktikkan saat mereka melamar pekerjaan atau bisa membuka usaha kecil-kecilan dulu,” kata Indah, optimistis.

Keberhasilan program LWC di Lapas Perempuan Mataram ini mendapat apresiasi setinggi-tingginya dari berbagai pihak, menunjukkan komitmen bersama dalam memajukan kesejahteraan warga binaan. Kepala Lapas Perempuan Mataram, sangat mengapresiasi upaya LWC.

“Bu Kalapas sangat mengapresiasi dan berharap kolaborasi ini bisa berlanjut ini pada tahun depan,” ujar Indah.

Meskipun program ini berjalan selama tiga bulan, durasi tersebut dianggap cukup memadai untuk memberikan pondasi keterampilan yang kuat. Harapan Kepala Lapas adalah agar program semacam ini tidak hanya berlanjut, tetapi juga bisa berpindah-pindah lokasi, tidak hanya terfokus di satu tempat, agar lebih banyak warga binaan di berbagai fasilitas pemasyarakatan dapat merasakan manfaatnya.

“Kalau Kakanwil memberikan apresiasi setinggi-tingginya dalam sambutan beliau tadi, bahkan, Kakanwil berharap kolaborasi semacam ini tidak hanya terbatas di lapas saja, mengingat adanya fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan,” kata Indah.

Baca Juga :  Ensee Beauty: Kecantikan Ramadan, Dari Luar dan Dalam

Ditjen Pas memiliki kampung warga binaan yang ada di depan kantor Kemenkumham, Ini adalah sebuah inisiatif luar biasa dari Ditjen Pemasyarakatan, di mana tersedia tempat bagi para eks narapidana untuk berjualan.

“Ada tempat untuk para eks napi untuk berjualan di sana mereka yang bangunkan areanya kemudian ada bazarnya buat UMKM dan setiap minggu pun ada kegiatan di sana.” Ujarnya.

Program di Lapas Perempuan Mataram ini hanyalah salah satu dari rangkaian agenda tahunan LWC dalam memberdayakan perempuan. Indah Purwanti menjelaskan bahwa LWC memiliki visi yang lebih besar. “Untuk LWC ini merupakan program tahunan kita, jadi di tiga bulan pertama kita sudah menginjakkan kaki di lapas perempuan,” katanya.

Setelah sukses di Lapas Perempuan Mataram, LWC akan melanjutkan program pemberdayaan perempuan lainnya yang menyasar segmen berbeda. “Selanjutnya program pemberdayaan perempuan ada Women Entrepreneur Competition, sasaranannya adalah mahasiswi yang memiliki bisnis, belajar berbisnis, kita lombakan dan ada rangkaian kegiatannya,” ungkap Indah.

Ini menunjukkan bahwa LWC tidak hanya fokus pada satu kelompok sasaran. Dari warga binaan di lapas yang membutuhkan bekal keterampilan untuk memulai hidup baru, hingga mahasiswi yang berpotensi menjadi pengusaha muda, LWC hadir sebagai organisasi yang secara konsisten berupaya menciptakan ekosistem pemberdayaan perempuan yang kuat dan berkelanjutan di Lombok.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *