Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Mimpi besar Indonesia untuk mencapai status negara maju di tahun 2045, atau yang dikenal dengan Indonesia Emas 2045, kini sedang dirajut dari level paling dasar: piring makan anak-anak di pelosok negeri. Sebuah inisiatif ambisius, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), digencarkan oleh pemerintah sebagai pilar utama dalam memerangi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini. Komitmen ini bukan sekadar janji, melainkan upaya konkret yang menjangkau langsung masyarakat, salah satunya di Gunung Sari, Lombok Barat.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi akbar Program MBG di Gunung Sari. Acara yang dihadiri oleh sekitar 300-an warga setempat ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam memastikan program ini berjalan efektif dan merata.
Anggota Komisi IX DPR RI, Muazzin Akbar, yang turut hadir dalam sosialisasi tersebut, menegaskan komitmen DPR RI terhadap program vital ini. “Program Makan Bergizi Gratis ini akan disalurkan merata ke penerima manfaat yang ada di Gunung Sari,” ucap Muazzin, menyoroti prinsip keadilan dalam distribusi bantuan.
Namun, Program MBG jauh melampaui sekadar penyediaan asupan gizi. Ia dirancang sebagai katalisator pembangunan ekonomi lokal. Badan Gizi Nasional (BGN) secara aktif menjalin kerja sama dengan petani, peternak, dan nelayan setempat. Langkah strategis ini bertujuan untuk memastikan pasokan bahan baku makanan yang berkualitas bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sekaligus menciptakan perputaran ekonomi di tingkat desa.
“Dengan diadakannya sosialisasi Program MBG ini, masyarakat juga bisa bermitra ataupun menjadi petugas untuk dapat meningkatkan perekonomiannya,” tambah Muazzin. Ini mengindikasikan bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat gizi, tetapi juga membuka peluang kerja dan pengembangan usaha bagi komunitas lokal, sebuah pendekatan holistik yang patut diapresiasi. Keterlibatan aktif masyarakat sebagai pemasok bahan baku maupun tenaga pelaksana diharapkan akan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap program, serta menciptakan efek domino positif pada pendapatan keluarga.

Lalu Muhammad Iwan Mahardan, Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN), menjelaskan lebih lanjut mengenai dukungan dan visi BGN dalam program ini. Ia menekankan pentingnya pendekatan ‘membangun dari desa dan dari bawah’ sebagai fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi, pemberantasan kemiskinan, serta penguatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Harapan dengan diadakannya program makan bergizi gratis ini, yaitu meningkatkan gizi berkualitas pada masyarakat,” ujar Lalu Muhammad Iwan. Harapan ini bukanlah sekadar impian, melainkan komitmen konkret BGN untuk menjadi pacuan menuju Indonesia Emas 2045. Program MBG diposisikan sebagai pilar penting dalam mendukung terciptanya generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan. Anak-anak yang mendapatkan asupan gizi optimal sejak dini akan memiliki fondasi kesehatan dan kognitif yang kuat, bekal esensial untuk menghadapi tantangan global di masa mendatang.
Visi Indonesia 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas—yaitu generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju—sangat bergantung pada kualitas pangan dan gizi yang merata. Program MBG secara langsung menyasar inti permasalahan ini, memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh kembang secara optimal. Dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah menjadi krusial agar program ini dapat semakin berkembang, mencapai lebih banyak penerima manfaat, dan menjadi solusi jangka panjang bagi peningkatan gizi anak-anak Indonesia.
Stunting, atau masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, adalah ancaman serius bagi masa depan bangsa. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki perkembangan kognitif yang terhambat, rentan terhadap penyakit, dan pada akhirnya berdampak pada produktivitas mereka di usia dewasa. Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Program MBG hadir sebagai senjata utama dalam upaya menekan angka stunting ini.
Penyediaan makanan bergizi secara gratis dan teratur, terutama bagi kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan anak sekolah, dapat memutus rantai kekurangan gizi. Makanan yang disalurkan tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga memenuhi standar gizi seimbang yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mental yang optimal. Inilah investasi jangka panjang yang paling krusial bagi kemajuan bangsa.