BeritaBerita ViralBisnisDaerah

Ketersedian Pangan di NTB Dipastikan Aman Antisipasi Dampak El Nino 

×

Ketersedian Pangan di NTB Dipastikan Aman Antisipasi Dampak El Nino 

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami
jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/07/WhatsApp-Image-2023-07-26-at-10.15.00-250x190.jpeg" alt="" width="204" height="155" />Jurnalekbis.com- Ketersedian stok pangan di NTB dipastikan aman, terutama ketersedian beras dalam menghadapi potensi cuaca ekstrim el nino aman dan tersedia. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Terlebih ketersedian beras masih tersedia di gudang Bulog untuk memenuhi permintaan.
“Stok kita aman, terutama beras dan harga stabil saat ini,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB Abdul Aziz, Rabu (26/7).
Untuk mengantisipasi el nino tentu berkaitan dengan ketersediaan cadangan pangan di NTB. Stok kebutuhan pangan harus terjaga, sehingga diperlukan tempat yang memang bisa menjaga stok pangan dalam waktu yang lama. Terlebih pada kondisi el nino itu, terutama untuk produk yang mudah membusuk.
“Kaitannya erat dengan cadangan pangan kita. Terutama cadangan beras, bawang, cabe itu harus kita simpan untuk waktu yang lama, seperti cool storage dan lain-lainnya. Sarana dan prasarana untuk menyimpan pangan tersebut diperlukan,” jelasnya.
Ancaman el nino adalah ancaman serius yang harus disikapi secara sigap baik oleh pemerintah daerah, pusat maupun petani di seluruh Indonesia. Salah satunya menyiapkan pompa-pompa air, benih unggul dan alat mesin pertanian lain yang dapat menjaga sisi produksi.
Berdasarkan prediksi BMKG pada dasarian III Juli 2023 (21 – 31 Juli 2023) diperkirakan terdapat peluang Curah Hujan >20 mm/dasarian dengan probabilitas <30% merata di seluruh wilayah NTB. Peluang Curah Hujan dengan intensitas 50 – 100 mm/dasarian merata di seluruh wilayah NTB dengan peluang <10%. Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level awas terdapat di lombok-timur/">Kabupaten Lombok Timur pada Kecamatan Sambelia. Level siaga terdapat di sumbawa/">Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Buer dan Utan. Level waspada terdapat di Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Moyo Utara dan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Timur.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto mengatakan, pada saat musim puncak panen, dalam sehari beras yang bisa diserap oleh Bulog NTB bisa mencapai kisaran 500 ton, hingga 1.000 ton. Saat ini, kata David, serapan harian yang masuk dari petani sekitar 200 ton sampai 300 ton. Tingginya serapan ini, lanjut David, bisa juga dipengaruhi oleh kenaikan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang dijadikan acuan standar harga pembelian gabah/beras ditingkat petani.
“Tahun lalu HPP 8.300/Kg. Tahun ini sudah naik menjadi Rp 9.950/Kg. sehingga banyak petani menjual beras/gabahnya ke Bulog,” ujarnya.
Baca Juga :  Tak Hanya Kurangi Emisi, Kendaraan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi UMKM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *