Lombok Timur, Jurnalekbis.com- Orang dengan disabilitas psikososial (ODDP) di desa-desa seringkali kurang mendapatkan perhatian yang memadai dari masyarakat dan pemerintah setempat. Mereka masih kerap dianggap sebagai kelompok yang tidak memiliki potensi untuk diberdayakan. Stigma bahwa kesehatan-jiwa/" target="_blank" rel="noopener">ODDP adalah Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang sulit berbaur dan beraktivitas seperti masyarakat pada umumnya, masih kuat tertanam di benak para pemangku kebijakan dan masyarakat sekitar.
Untuk mengatasi masalah ini, difabel/" target="_blank" rel="noopener">LIDI Foundationmengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman masyarakat tentang ODDP dan disabilitas. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari di Desa Ketangga Jeraeng ini mengusung tema penguatan kapasitas masyarakat melalui Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), anggota PKK, staf desa, kader kesehatan jiwa, pengasuh, kepala dusun, dan tokoh masyarakat.
Dalam acara FGD tersebut, Dinas Kesehatan Lombok Timur dan Pusat Rehabilitasi Yakkum Jogja sebagai narasumber menjelaskan bahwa ODDP adalah orang-orang yang mengalami hambatan dalam berpikir, seperti sering merasa resah dan mengalami gangguan pemikiran yang menghambat aktivitas sehari-hari. ODDP tidak hanya mencakup ODGJ, karena terdapat banyak jenis ODDP lainnya.
Mereka menekankan bahwa ODDP masih bisa beraktivitas secara normal, namun membutuhkan pendampingan dan konsumsi obat secara teratur. “ODDP adalah bagian dari masyarakat yang juga memiliki hak untuk berkontribusi dan mendapatkan kesempatan yang sama,” ujar Munawir Kabid Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Lombok Timur.
Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRY) menegaskan bahwa ODDP dapat beraktivitas tanpa kendala selama mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk itu, PRY menekankan pentingnya pendampingan berbasis masyarakat agar ODDP dapat diterima dan diberdayakan.

“Perlu dibentuk kelompok pelayanan yang berbasis dan bersumberdaya masyarakat agar penanganan masalah ODDP menjadi tanggung jawab bersama,” kata Kristian perwakilan PRY. Mereka juga menyoroti bahwa Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat penting agar hak-hak ODDP terpenuhi di tingkat desa. Ini termasuk hak dasar seperti kepemilikan administrasi kependudukan dan pelibatan dalam musyawarah desa.
Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif melaporkan kondisi ODDP dan disabilitas kepada pihak terkait jika terdapat kebutuhan yang perlu dipenuhi. Partisipasi masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif dalam mendukung kehidupan yang lebih baik bagi ODDP di desa.
Lalu Wisnu Pradipta, Founder LIDI Foundation, menyatakan harapannya bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat dapat memahami peran mereka dalam mendukung ODDP dan disabilitas.
“Memberikan bantuan kepada disabilitas bukan hanya dalam bentuk finansial, tetapi harus diartikan lebih luas lagi. Misalnya, memberikan mereka peluang kerja, melibatkan mereka dalam kegiatan keagamaan atau budaya, dan membantu mereka mengontrol konsumsi obat secara teratur,” jelas Lalu Wisnu.
LIDI Foundation berkomitmen untuk terus mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung ODDP, dengan harapan bahwa kehidupan ODDP di desa dapat semakin baik dan mandiri. Lalu Wisnu juga menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak dasar ODDP sebagai bagian dari masyarakat.
“Pemenuhan hak-hak disabilitas diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan berimbas pada kemandirian individu ODDP,” tambahnya.
Dengan adanya kegiatan seperti FGD dan RBM ini, diharapkan masyarakat dapat lebih inklusif dan membuka diri terhadap keberadaan ODDP. Kesadaran akan pentingnya peran ODDP dalam masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi disabilitas.
Masyarakat di tingkat desa diharapkan dapat lebih aktif dalam memfasilitasi kebutuhan ODDP, mulai dari akses pendidikan, kesempatan kerja, hingga kesehatan mental. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan dapat mengubah pandangan dan sikap terhadap ODDP, sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Melalui kegiatan yang diinisiasi oleh LIDI Foundation ini, diharapkan stigma terhadap ODDP dapat berkurang dan masyarakat dapat lebih memahami peran mereka dalam mendukung disabilitas. Dengan kerjasama antara berbagai pihak, terutama masyarakat desa, ODDP dapat memiliki kesempatan yang sama untuk berdaya dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, terciptanya lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi ODDP dapat terwujud, serta menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata bagi semua golongan. Dukungan dan partisipasi semua pihak menjadi kunci utama dalam menciptakan perubahan yang berarti bagi ODDP di desa.